Nasionalisme atau bisa dikatakan rasa yang menjaga kedaulatan sebuah Negara yang artinya
sebagai jati diri sekelompok manusia yang berada dalam lingkup wilayah Negara
itu. Sering kita tahu, Indonesia di bagi menjadi berbagai wilayah dan pulau –
pulau nya yang banyak. Hal ini bisa menjadi masalah karena permasalahan
pembangunan dal lain – lain yang tidak merata yang di sebabkan banyak nya pulau
di Indonesia.
Di
sini saya coba membahas tentang rentannya nasionalisme masyarakat yang ada di
wilayah perbatasan. Apakah mereka masih setia kepada Indonesia atau merasa
kecewa terhadap Indonesia karena alasan tertentu. Biasa nya, masyarakat yang
ada di perbatasan banyak tidak puas dengan apa yang di lakukan oleh pemerintah
Indonesia karena alasan tertentu. Entah mereka merasa di manjakan oleh Negara
tetangga atau mereka merasa tidak di perhatikan oleh pemerintah Indonesia.
Berikut
merupakan kutipan dari republika.co.id :
REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- Peserta calon presiden Partai
Demokrat, Pramono Edhie Wibowo, mengatakan kedaulatan negara dan masalah
perbatasan antar wilayah negara tidak bisa diselesaikan dengan membangun tembok
beton dan kawat baja.
"Kedaulatan bangsa dan negara hanya dapat dijaga oleh warga Indonesia dengan nasionalisme. Dengan nasionalisme, kedaulatan bangsa bisa dijaga oleh warga Indonesia dimanapun dia berada," kata Pramono dalam debat bernegara di Ballroom Hotel Novotel, Balikpapan, Sabtu, (22/2).
Jika memenangkan kursi RI satu, Pramono akan membangun perbatasan sesuai dengan potensi yang ada.
"Kedaulatan bangsa dan negara hanya dapat dijaga oleh warga Indonesia dengan nasionalisme. Dengan nasionalisme, kedaulatan bangsa bisa dijaga oleh warga Indonesia dimanapun dia berada," kata Pramono dalam debat bernegara di Ballroom Hotel Novotel, Balikpapan, Sabtu, (22/2).
Jika memenangkan kursi RI satu, Pramono akan membangun perbatasan sesuai dengan potensi yang ada.
"Jadikan putra daerah bagian pembangunan wilayah
perbatasan, jangan habiskan sumber kekayaan, ingat anak cucu semua,"
katanya.
Pemimpin, terang Pramono, harus turun ke depan melihat dan merasakan perbatasan agar dapat mengambil keputusan yang tepat.
Terkait kontrak kerja pengeboran minyak di Kalimantan yang banyak dikuasai asing, Pramono mengatakan Indonesia harus siap mengambil peran penting melaksanakan pengeboran eksplorasi sumber daya alam tersebut.
"Kalau bisa dijalankan sendiri, mengapa harus panggil perusahaaan asing. Saya dukung putra dan perusahaan daerah dan nasional untuk siap menjalankan fungsi penting ini demi kesejahteraan bangsa," kata Pramono.
Pemimpin, terang Pramono, harus turun ke depan melihat dan merasakan perbatasan agar dapat mengambil keputusan yang tepat.
Terkait kontrak kerja pengeboran minyak di Kalimantan yang banyak dikuasai asing, Pramono mengatakan Indonesia harus siap mengambil peran penting melaksanakan pengeboran eksplorasi sumber daya alam tersebut.
"Kalau bisa dijalankan sendiri, mengapa harus panggil perusahaaan asing. Saya dukung putra dan perusahaan daerah dan nasional untuk siap menjalankan fungsi penting ini demi kesejahteraan bangsa," kata Pramono.
Kemudian
ada juga yang berpendapat bahwa rasa nasionalisme masyarakat yang ada di
perbatasan seperti perbatasan di Kalimantan – Malaysia di ragukan. Karena
mereka merasa hidup serba susah karena tidak ada perhatian dari pemerintah
Indonesia. Berikut tulisan yang saya ambil dari thread kaskus dengan
perbaikan seperlunya.
Nasionalisme bangsa Indonesia
perlu dipertanyakan kembali saat ini, pasalnya sudah 68 tahun Negara ini
merdeka namun kata “Nasionalisme” masih saja dipertanyakan. Bukan tanpa alasan
yang jelas mengapa kata tersebut masih dipertanyakan, karena berkaca pada
keadaan sosial, ekonomi, dan politik bangsa ini yang masih saja carut marut
ditambah dengan luasnya daratan maupun lautan negeri ini dan terbatasnya
jangkauan tangan pemerintah untuk memberikan perhatian lebih ke daerah
perbatasan dan terpencil. Hal itu mengakibatkan pudarnya rasa nasionalisme
rakyat ini di daerah perbatasan.
Nasionalisme
kita artikan sebagai semangat kebangsaan masyarakat dalam mencapai,
mempertahankan dan juga mengabadikan identitas diri, dalam konteks ini adalah
identitas bangsa Indonesia. Tergambar dalam sebuah film yang berjudul “Tanah
Surga…katanya”, film ini mengisahkan bagaimana kehidupan masyarakat perbatasan
yang benar-benar terbatas. Segala segi kehidupan yang mereka jalani mengalami
keterbatasan mulai dari apa yang harus mereka cari sampai bagaimana mereka
harus mencari. Tentunya hal-hal seperti itu bisa menganggu kadar nasionalisme
mereka dalam bertahan hidup sebagai warga Indonesia.
Daerah
perbatasan seperti di film itu memang nyata adanya, sebagai contoh di beberapa
daerah di Kalimantan adalah wilayah-wilayah yang termasuk dalam kondisi
perbatasan dan rawan akan pudarnya nasionalisme penduduk disana. Daerah
perbatasan seperti itu perlu perhatian khusus dari pemerintah pusat karena
hal-hal seperti perbaikan fasilitas dan infrastruktur yang sifatnya menunjang
aktivitas kehidupan mereka akan menjaga nasionalismenya terhadap negeri ini.
Oleh karena itu, pemerintah pusat harus sangat sensitif terhadap hal seperti
ini dalam rangka kewajiban pemerintah memberikan rasa aman dan nyaman terhadap
warganya.
Patutnya
pemerintah memperhatikan dan memberikan bukti nyata terhadap hak dan kewajiban
mereka sebagai warga Negara. Melalui peningkatan infrastruktur seperti jalan
raya adalah langkah yang cukup nyata dalam menunjang kehidupan mereka. Dirasa
kondisi fasilitas umum dan infrastruktur menjadi penting dan krusial untuk
mereka dalam halnya menopang semua kegiatan seperti kegiatan ekonomi dan
pendidikan. Jika kemudahan seperti ini bisa mereka peroleh maka dapat diyakini
jiwa nasionalisme mereka tidak usah kita ragukan, sebab dengan terpenuhinya
segala fasilitas yang memudahi maka proses berjalan kehidupan merekapun akan
terjamin dan merekapun terasa nyaman dalam kehidupannya.
Apakah
benar di Indonesia ini nasionalisme mulai pudar. Bukan hanya di perbatasan tapi
di seluruh wilayah yang di rasa kurang di perhatikan oleh pemerintah. Mereka
merasa pemerintah hanya peduli terhadap salah satu wilayah. Sebab itu banyak
daerah yang ingin memisahkan diri dari Indonesia. Tapi, saya tidak cukup tahu
tentang hal itu. Yang saya perlu tahu adalah bagaimana seharusnya sikap yang
tepat dalam membangkitkan rasa nasionalisme. Mungkin ini hanya artikel opini
menurut saya yang saya kutip dari beberapa sumber. Mungkin tidak sepenuhnya
benar tapi juga mungkin cukup membantu dalam pembelajaran saya dan orang –
orang yang membaca artikel ini. Sehingga kita lebih paham tentang nasionalisme.
Mari kita
kilas balik tentang nasionalisme ini. Nasionalisme sudah ada sejak lama, tapi
khusus di Indonesia nasionalisme baru tumbuh pada abad 20, terbukti dengan
adanya organisasi pergerakan nasional yang menuntut kemerdekaan dan sistem
pemerintahan Negara bangsa yang
demokratis. Tapi hal ini saya rasa sangat kurang untuk mencegah
nasionalisme runtuh. Perlu kita ketahui
bahwa nasionalisme ini berjalan dinamis, artinya mengikuti perkembangan
masyarakat. Dan hal inilah yang saya takuti, jika suatu saat nasionalisme akan
runtuh khusus nya pada masyarakat yang ada di perbatasan.
Menurut
saya, pemerintah harus bertindak sigap dalam melihat hal tersebut. Pemerintah
pasti memiliki kemampuan untuk membangun perbatasan agar lebih makmur. Sangat –
sangat keliru jika pemerintah mengatakan tidak sempat untuk mengurus perbatasan
tetapi mereka sempat mengisi perut mereka dengan uang yang tidak tahu datang
dari mana asalnya. Pemerintah terus mengesampingkan hal tersebut, namun tidak
memperhitungkan dampak nya jika masyarakat yang ada di perbatasan pindah
kewarganegaraan. Hal itu pasti akan mencoreng nama baik Indonesia, karena tidak
dapat mempertahankan masyarakatnya.
Kesimpulan
Nasionalisme
atau rasa mempersatukan oleh segenap masyarakat yang berdiam di suatu Negara
harus selalu di jaga. Agar tidak ada yang merasa di anak tirikan, harus selalu
di perhatikan. Karena, walau bagaimanapun setiap masyarakat pasti memiliki
peran penting bagi Indonesia. Suatu saat, merekalah yang akan mempertahankan
nama Indonesia tetap tinggi. Rasa nasionalisme tidak boleh runtuh, pemerintah
harus bersikap cepat dalam pemerataan pembangunan. Jangan sampai ada yang
kecewa lantaran tidak di perhatikan.
Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar