Oleh : Fransiska
Herawati – 602012002/MD302B
Reporter
: Iqbal Fadil | Kamis, 2 Mei 2013 17:20
Merdeka.com
- Satu lagi kasus pembunuhan yang berawal dari pertemanan lewat jejaring sosial
Facebook terungkap. Di Agam, Bukittinggi, Sumatera Barat, dua wanita dibunuh
saat diajak kopi darat oleh pelaku. Polisi masih mengorek keterangan dari
pelaku untuk mengetahui korban lainnya.
Terungkapnya
kasus pembunuhan berantai ini berawal dari hilangnya Rusyada Nabila (16),
seorang siswi Pondok Pesantren Diniyah V Jurai, Sungaipua, Bukittinggi. Korban
dilaporkan hilang oleh kedua orangtuanya sejak satu bulan lalu, setelah pergi
dari rumahnya.
Polres
Bukittinggi kemudian melakukan pelacakan, termasuk data SMS dan telepon milik
korban. Hasilnya ditemukan ada kontak terakhir dengan pelaku yang bernama Wisnu
Sadewa (32) warga Pakansinayan, Kecamatan Banuhampu.
"Pelaku
seorang bujangan, belum berkeluarga. Ditangkap Senin 29 April lalu," kata
Kabid Humas Polda Sumbar, AKBP Mainar Sugianto yang dihubungi merdeka.com,
Kamis (2/5).
Saat
dibekuk di sebuah warung di kawasan Kotogadang, Kecamatan IV Koto, Agam, pelaku
awalnya mengelak. Namun, setelah polisi menunjukkan semua bukti-bukti kuat,
Wisnu akhirnya mengakui membunuh Nabila.
Saat diperiksa intensif di Mapolres Bukittinggi,
pelaku mengakui Nabila merupakan kenalannya di Facebook. Sebelum pembunuhan
terjadi, keduanya baru kenal sekitar dua pekan.
Untuk
mengelabui korban, Wisnu
menggunakan akun palsu bernama Rani Nurdiati, yang mengaku mahasiswi
Universitas Negeri Padang. Keduanya kerap chatting dan bertukar pesan. Setelah merasa korban sudah akrab,
pelaku kemudian mengajak kopi darat alias bertemu. Lokasi yang ditentukan
adalah kawasan simpang Padanglua, Kecamatan Banuhampu.
Nabila
kemudian minta izin kepada orangtuanya untuk bertemu Rani alias Wisnu pada Rabu
(20/3). Saat Nabila sudah berada di lokasi, Wisnu muncul sekitar pukul 19.00
WIB dan mengatakan Rani tidak bisa datang dan dia disuruh menjemput Nabila.
"Korban
tidak tahu kalau Wisnu adalah orang yang mengaku Rani," kata Sugianto.
Korban
sempat menolak ajakan tersebut karena curiga. Wisnu pun pulang ke rumah
orangtuanya yang tidak jauh dari lokasi. Karena sudah malam dan angkot ke
rumahnya sudah tidak ada, Nabila kemudian mengirim SMS kepada Wisnu yang
meminta dijemput dan dipertemukan dengan Rani. SMS itu dibalas Wisnu yang
meminta Nabila naik ojek ke rumahnya dan ongkos ojek akan diganti.
Nabila
menuruti saran dari pelaku, termasuk turun di simpang Jorong Dalam Koto,
Pakansinayan, Kecamatan Banuhampu. Sampai di tempat itu, pelaku sudah menunggu
dan mengajak korban ke rumahnya.
Saat
itulah Nabila mulai curiga, karena Wisnu mengajaknya lewat semak-semak. Nabila
pun berupaya kabur. "Nabila hendak lari, saya langsung merangkulnya dari
belakang. Saya langsung merampas handphone dia," tutur Wisnu kepada
penyidik. Wisnu pun lantas menghabisi korban.
Sumber
: http://www.merdeka.com/peristiwa/pembunuh-berantai-dari-agam-cari-mangsa-lewat-facebook.html
II.
ANALISIS
Kemajuan
IPTEK di jaman seperti ini sangatlah menguntungan, karena mempermudah semua
orang melakukan dan mendapatkan sesuatu seperti pengetahuan melalui media
internet. Kemajuan IPTEK sangat dirasakan oleh para pengusaha karena
mempermudah mereka mendapatkan relasi bisnis di berbagai daerah. Para pelajar
juga sangat mudah mendapatkan ilmu luar yang belum tentu dia dapat dari
sekolahannya melalui internet, banyak anak jaman sekarang yang lebih memilih
membaca artikel di internet daripada di buku, karena artikel di internet lebih
menarik dengan adanya gambar dan berbagai macam warna.
Namun
perkembangan IPTEK juga suka disalahgunakan oleh beberapa oknum nakal, seperti
penipuan lewat sms, media social, dan internet. Orang yang menipu lewat sms
dengan cara meminta pulsa yang mengaku sebagai orang terdekat kita atau
memberitahu kita bahwa kita menang undian berhadiah. Lewat media social
kebanyakan orang menipu seperti kasus diatas. Media social yang paling sering dipakai
oleh penipu adalah FACEBOOK, banyak orang memakaui nama-nama palsu dalam
pembuatan akun tersebut sehingga banyak orang yang terjebak terutama orang yang
kurang pengetahuan tentang IPTEK. Kasus pembunuhan diatas disebabkan karena
kurangnya pengetahuan tentang IPTEK oleh para korban sehingga mudah dibohongi
oleh para pelaku.
Dari
kasus diatas kita juga dapat melihat terjadi perubahan budaya, yaitu perubahan
dalam berkenalan dengan orang baru,. Jaman dulu bila ingin berkenalan dengan
orang baru kita pasti akan bertemu langsung/bertatap muka. Seiring dengan
perkmbangan IPTEK banyak orang yang berkenalan dengan orang baru melalui sms
dan media social tanpa harus bertatap muka, sehingga banyak orang yang tertipu
oleh identitas orang yang baru kita kenal itu. Banyak orang memasang foto palsu
lebih menarik di media social mereka, agar bisa memiliki banyak teman.
Bila
kita ingin terus mengikuti kemajuan IPTEK kita juga harus belajar lebih banyak
lagi tentang IPTEK yang sesuai dengan kebutuhan kita, karena IPTEK sendiri
terus diperbaharui agar bisa memenuhi kebutuhan hidup kita tentang dunia luar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar