Sampah menjadi topik
yang masih cukup menarik untuk dibicarakan. Terutama topik tentang pengolahan sampah. Sampah yang tidak diolah
dengan baik akan menimbulkan banyak masalah. Misalnya, penyakit kulit dan
gangguan pencernaan dapat disebabkan karena pengolahan sampah yang kurang baik.
Lebih parah lagi jika sampah tidak dikelola dan ditumpuk di sembarang tempat
dapat mendatangkan bencana. Banjir yang disebabkan karena menumpuknya sampah di
saluran air / sungai dapat merugikan orang-orang yang berada di sekitar saluran
tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa sampah haruslah diolah dengan baik agar
tidak menimbulkan masalah ataupun bencana.
Manajemen pengolahan sampah yang baik dimulai dari
pengumpulan, penggolongan dan pemanfaatan / daur ulang dapat membuat lingkungan
lebih sehat dan tidak membahayakan manusia. Selain itu, sampah juga dapat
diolah menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis dan dapat menjadi lahan pekerjaan
bagi beberapa orang.
Sampah An Organik
sebagai Kerajinan Tangan
Memanfaatkan sampah dengan mengolahnya sebagai kerajinan tangan yang bernilai seni dan ekonomis dapat menjadi salah satu alternatif untuk memanfaatkan sampah. Kertas yang sudah tidak terpakai lagi jika dikubur di dalam tanah akan membutuhkan waktu yang lama untuk terurai dan jika dibakar akan menimbulkan polusi udara. Salah satu ide untuk mengolah sampah kertas ini ialah dengan membuatnya menjadi bubur dan kemudian dapat dijadikan lukisan yang indah sebagai hiasan dinding. Atau dapat juga dijadikan sebagai jam dinding, tempat pensil atau pigura foto yang unik. Hasil kerajinan tersebut juga dapat dijual, sehingga menjadikan sampah yang tadinya tidak berharga menjadi barang yang memiliki nilai ekonomis.
Sampah Organik
= Pupuk Kompos
Sampah anorganik dapat manusia olah menjadi berbagai
barang kerajinan sesuai dengan kreatifitas manusia. Sedangkan sampah organik
yang berasal dari alam dapat kita kembalikan kepada alam untuk diolah. Dengan
cara memendamnya di dalam tanah dapat membuat tanah menjadi lebih subur atau
dapat juga kita gunakan teknologi untuk mempercepat proses penguraian sampah
menjadi pupuk kompos seperti aktivator
pengomposan. Pupuk kompos ini selanjutnya dapat digunakan untuk
menyuburkan tanah pertanian, sehingga mengurangi penggunaan pupuk berbahan
kimia yang dapat membahayakan manusia. teknologi yang semakin berkembang juga
dapat mengolah pupuk kompos menjadi bentuk butiran atau cairan dan kemudian
dapat dikemas sehingga dapat dijual.
Penguraian
sampah menjadi pupuk kompos juga dapat menghasilkan gas. Gas tersebut dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sumber energi. Misalnya, untuk hasil dari
penguraian aerobik dari sampah dapat menghasilkan gas metana yang selanjutnya
dapat digunakan sebagai bahan bakar pengganti gas elpiji ataupun sebagai sumber
energi bagi genset.
Bank Sampah
Untuk dapat mengolah sampah menjadi kerajinan,
terlebih dahulu sampah harus dipisahkan antara sampah organik dan sampah
anorganik. Untuk memisahkannya, kita dapat menggunkana bank sampah. Dimana
sampah anorganik seperti kaleng, kertas, botol kaca dan kardus dikumpulkan dan
kemudian dapat dibawa ke bank sampah untuk ditimbang dan diberi harga. Pemilik
sampah tersebut akan mendapatkan uang yang akan dicetak dalam buku tabungan.
Selain mempermudah pengerajin untuk mendapatlkan sampah, pemilik sampah juga
dapat menerima uang dari hasil pengumpulannya tersebut. Salah satu bank sampah
yang ada ialah bank sampah Malang yang dijadikan percontohan Nasionaal. Hasil
tabungan sampah ini dapat dimanfaatkan warga untuk membayar listrik menggunakan
sampah, membayar dokter dengan sampah, jaminan asuransi sampah dan lain-lain.
Dari pengumpulan sampah di bank sampah ini, sampah anorganik akan diolah
menjadi berbagai macam kerajinan ataupun barang daur ulang.
Tempat Sampah
Organik dan Anorganik
Selain bank sampah, penggolongan juga dapat dilakukan
dengan cara membuat berbagai tempat sampah. Misalnya, tempat sampah berwarna
hijau untuk sampah organik dan tempat sampah berwarna kuning untuk sampah
anorganik. Dengan cara ini juga akan mempermudah mengolah sampah sesuai dengan
jenisnya. Jangan lupa juga untuk memberikan tanda atau informasi mengenai
tempat sampah tersebut sehingga masyarakat tidak salah memasukkan sampah
kedalam tempat yang seharusnya. Kedisiplinan masyarakat untuk membuang sampah
pada tempat yang sudah ditentukan sangat menentukan apakah cara ini efektif
ataupun tidak.
Pembangkit
Listrik Tenaga Sampah (PLTSa)
Sampah yang menumpuk juga dapat menjadi energi sebagai
pembangkit listrik. Sampah tersebut terlebih dahulu diturunkan kadar airnya
dengan di tiriskan dalam penampungan selama 5 hari, kemudian sampah tersebut dibakar dengan suhu tinggi
dan menggunakan teknologi yang aman bagi lingkungan. Panas yang dihasilkan dari
pembakaran selanjutnya dapat memanaskan boiler,
uap panas yang dihasilkan akan memutar turbin yang telah dihubungkan dengan
generator. Sehingga generator juga dapat berputar seiring berputarnya turbin.
Generator tersebut akan dihubungkan dengan jaringan listrik milik PLN dan
listrik akan tersalur ke gedung-gedung yang tersambung dalam jaringan tersebut.
PLTSa ini dapat dijadikan sumber energi alternatif yang cukup murang dan
terjangkau. Hasil dari pembakaran sampah (abu) dapat mencemarkan lingkungan di
sekitar tempat pembakaran. Hal ini dapat diatasi dengan memanfaatkan abu
tersebut sebagai bahan baku batako atau bahan bangunan lainnya.
Manajemen
Sampah di Berbagai Negara
Tidak hanya di Indonesia yang mengalami maslah
pengelolaan sampah. Ternyata di Negara maju pun juga mengalami hal tersebut.
Bedanya di Negara-negara maju, mereka telam memiliki hukum yang pasti dan
manajemen pengolahan yang jauh lebih baik dibanding Negara Indonesia. Mungkin
beberapa hal dapat kita jadikan contoh untuk solusi pengolahan sampah di Negara
kita Indonesia. Sebagai contoh di New York, mereka memiliki departemen khusus
yang menangani masalah sampah yang diberi nama Sanitation Department. Departemen ini menangani masalah sampah
mulai dari pengankutan sampah, pengolahan, pembersihan daun data musim gugur
dan sampai pada senda bagi masyarakat yang tidak memilah sampah pada tempat
yang telah ditetapkan. Contoh lain dinegara maju seperti Jepang, masyarakatnya
lebih sadar akan lingkungan dan memulai gerakan 3R (reduce, reuse dan recycle).
Mereka mengurangi pembuangan sampah, memakai kembali, dan daur ulang
sampah-sampah. Selain itu, Jepang juga mengadakan edukasi tentang lingkungan
yang dilakukan sejak dini. Di Jepang dan New York diberlakukan pengangkutan
sampah sesuai dengan jenis sampah. Contoh, setiap senin sampah yang diangkut
ialah sampah organik, selasa sampah anorganik dan sebagainya. Dari sini Negara Indonesia
dapat belajar manajemen pengolahan sampah yang sistematis dan mengajarkan
ketertiban dan kesadaran masyaralkat akan lingkungan. meskipun di Negara-negara
maju pun ada beberapa daerah yang kurang tertib dan sadar. Namun yang jelas,
dimanapun kita berada kita harus selalu menjaga dan melindungi lingkungan kita
agar tidak tercemar ataupun rusak. Karena lingkungan kita yang sekarang akan
kita wariskan kepada anak-cucu kita kelak. Oleh sebab itu, mulai dari sekarang
marilah kita jaga dan cintai lingkungan kita agar tetap lestari dengan membuang
sampah pada tempatnya dan mengelola sampah sesuai dengan jenisnya.
Topik : Pengolahan Sampah
DAFTAR PUSTAKA:
Admin.
Mekanisme menjadi nasabah BSM. http://banksampah.org/home.php?page=profil/pengurus_nasabah diakses 13 Februari2014.
Junanto Herdiawan. Mengelola Sampah di Jepang - Part 1. http://luar-negeri.kompasiana.com/2012/04/29/mengolah-sampah-di-jepang-part-1-458421.html
diakses tanggal 13
Februari 2014.
Khairul Amal. PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK MENJADI PUPUK KOMPOS. http://puskajikesling.blogspot.com/2010/02/pengolahan-sampah-organik-menjadi-pupuk.html diakses tanggal 13 Februari2014.
Sandi Alfino. PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SAMPAH (PLTSa). http://alfino13.blogdetik.com/2013/04/15/pembangkit-listrik-tenaga-sampah-pltsa/ diakses tanggal 13 Februari 2014.
Sjarifuddin
Josuf. Cara New York City Menangani Sampah. http://luar-negeri.kompasiana.com/2010/08/21/cara-new-york-city-menangani-sampah-232274.html
diakses tanggal 13
Februari 2014.
Sumber gambar: http://www.google.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar