Oleh: Priyoko / 672012126/ MD302B
Email : 672012126@student.uksw.edu
1.
Latar Belakang
Globalisasi merupakan suatu fenomena pada kehidupan
manusia yang terjadi dari dulu entah kapan globalisasi ini di mulai hingga
sekarang ini. Globalisasi terus terjadi seiring derasnya arus informasi, bukan
hanya itu teknologi yang selalu berkembang dan terus berganti mengakibatkan
tumbuh pesat arus globalisasi. Globalisasi berkembang diberbagai aspek
kehidupan manusia diantaranaya perdagangan, investasi, perjalanan, budaya
populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas di berbagai
kehidupan menjadi sempit. Di era globalisasi ini pergerakan barang dan jasa
antar Negara dengan Negara lain seperti tidak ada batasnya. Dengan begitu bukan
saja barang dan jasa yang masuk namun juga teknologi, pendidikan, kebudayaan,
pergaulan serta aspek kehidupan yang lain yang tidak dikenal sebelumnya.
Dampak
dari globalisasi sendiri juga sangat luar biasa, yang menderita semakin
menderita dan yang bahagia semakin bahagia. Indonesia yang dikenal sebagai
bangsa yang kaya akan kebudayaan tentu harus menjaga kebudayaan, globalisasi
yang tak mengenal batas ini bisa mempengaruhi kebudayaan asli Indonesia tadi.
Seperti yang sudah-sudah bangsa Indonesia hampir kehilangan salah satu
kebudayaannya karena diklaim oleh bangsa lain. Ini membuktikan bahwa kurang
kesadaran diri dari bangsa Indonesia tentang kebudayaan aslinya. Untuk itu
sebagai bangsa yang kaya akan kebudayaan diperlukan pengawasan yang cermat
berkaitan globalisasi yang terus berkembang pessat.
2. Rumusan Masalah
1. apa pengertian globalisasi ?
2. apa dampak positif dan negatif
globalisasi ?
3. apa dampak globalisasi bagi
Indonesia ?
BAB II Pembahasan.
1.
Pengertian globalisasi
Untuk dapat mengerti pengaruh globalisasi
bagi kehidupan, tentu terlebih dahulu kita harus mengerti tentang pengertian
globalisasi agar kita dapat mengidentifikasi tentang gejala globalisasi.
Berikut ini beberapa pengertian globalisasi menurut para ahli:
A.
Thomas L.
Friedman. Globlisasi memiliki dimensi
ideology dan teknologi. Dimensi teknologi yaitu kapitalisme dan pasar bebas,
sedangkan dimensi teknologi adalah teknologi informasi yang telah menyatukan
dunia.
B.
Profesor Giddens. Globalisasi adalah kekuatan tak
terbendung, mengubah segala aspek kontemporer dari masyarakat, politik dan
ekonomi.
C.
Emanuel Ritcher : Globalisasi adalah jaringan kerja global secara
bersamaan menyatukan masyarakat yang sebelumnya terpencar-pencar dan terisolasi
kedalam saling ketergantungan dan persatuan dunia.
D.
Wikipedia
Ensiklopedia. Globalisasi atau penyejagatan
adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan
ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui
perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi
yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit.
Dari
beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa globalisasi adalah proses
terbentuknya kerjasama atau interaksi orang diseluruh dunia tanpa tapal batas,
disetiap belahan dunia orang dapat saling bertukar informasi dengan orang yang
berada di belahan dunia lain. Dengan adanya pengertian yang demikian terbukti
bahwa sekarang ini kita sedang berada di era gobalisasi tersebut.
2. Dampak Globalisasi
2. Dampak Globalisasi
Globalisasi yang kita rasakan saat ini
tentunya memiliki dampak bagi kehidupan. Banyak dampak yang kita rasakan
apabila itu positif mungkin dapat menguntungkan kita namun apabila itu negatif tentu
itu sangat merugikan kita namun mau bagaimana lagi kita tetap harus mengikuti
perubahan zaman ini. Berikut ini adalah beberapa dampak dari globalisasi yang
dapat kita rasakan dari yang positif hingga yang negatif:
A. Dampak Positif
a.
Keterbukaan Informasi
Globalisasi membuat akses terhadap informasi semakin cepat, masyarakat
bisa mendapatkan berbagai informasi dari banyak media, seperti televisi,
internet, sosial media, dan yang lainnya. Ini merupakan salah satu dampak
positif yang ditimbulkan dari globalisasi bagi masyarakat.
b.Komunikasi Semakin Mudah dan Cepat
Dulu mungkin orang membutuhkan waktu lama untuk berkomunikasi dengan
orang lain yang berada ditempat lain melalui media komunikasi surat menyurat.
Tetapi saat ini, teknologi sudah maju masyarakat dapat menggunakan media komunikasi
yang murah dan cepat yaitu dengan telepon, internet, sosial media atau media
komunikasi lainnya.
c. Berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia.
Globalisasi memungkinkan orang-orang Indonesia menuntut ilmu diluar negeri
seperti di Amerika Serikat dan Eropa. Dan jika sudah selesai diharapkan mereka itu
bisa menerapkan dan mengaplikasikan ilmunya di Indonesia.
B.
Dampak Negatif
a.Informasi Tak Terkendali
Globalisasi tidak hanya memberikan manfaat
untuk kita semua, melainkan juga terdapat dampak negatifnya, salah satunya
adalah arus informasi yang tak terkendali. Tidak semua informasi itu baik untuk
kita, ada juga informasi yang tidak baik. Oleh karena itu, di era globalisasi
ini kita harus tetap menjaga diri.
b. Budaya kebarat-baratan
Dampak
negatif globalisasi yang juga dirasakan oleh bangsa Indonesia saat ini adalah
menjamurnya budaya barat. Jika hal itu baik maka boleh kita tiru, jika
sebaliknya maka itu bisa kita tinggalkan. Kenyataannya saat ini banyak sekali
budaya barat yang masuk di Indonesia tetapi sebaliknya jarang sekali
orang-orang yang mau melestarikan budaya asli Indonesia itu sendiri.
c. Sikap
Individualiasme
Sikap semacam ini bisa kita rasakan seiring kemajuan
teknologi, manusia disibukkan dengan
teknologi yang mereka miliki. Hal ini yang menyebabkan manusia semakin
individualistik, padahal hakikat manusia sebenarnya adalah mahluk sosial.
Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan menyebabkan orang-orang cenderung
individualistis.
d. Kesenjangan sosial semakin besar
Sudah bukan rahasia jika antara orang
miskin dan orang kaya dinegeri ini sangat besar sekali. Satu sisi globalisasi
membuka peluang untuk orang-orang yang berpendidikan, sedangkan disatu sisi globalisasi
membuat orang-orang kecil semakin sulit bertahan hidup. Ini yang menyebabkan
kesenjangan sosial di Indonesia semakin lebar setiap tahunnya.
e. Pola Hidup Konsumtif
Dampak negatif dari globalisasi lainnya
adalah meningkatnya konsumerisme dikalangan masyarakat Indonesia. Sifat
Konsumtif dibentuk oleh kita yang cenderung berbelanja produk-produk yang kita
inginkan bukan yang kita perlukan. Kemudahan akses dalam berbelanja dan
menbanjirnya produk-produk branded menyebabkan
pola hidup konsumtif semakin merajalela.
3. Dampak
globalisasi bagi Indonesia
Globalisasi
memang bukan yang baru bagi Indonesia bahkan seluruh dunia sudah merasakan
akibat dari globalisasi ini. Hal yang paling jelas terlihat tentang tumbuhnya
globalisasi di Indonesia adalah perusahaan-perusahaan asing yang bisa berdiri
di Indonesia atau membuka cabang di Indonesia,
contoh dari
perusahaan asing itu adalah Freeport dan Exxon dari Amerika Serikat, Unilever
dari Belanda, British Petroleum dari Inggris. Ini disebabkan semakin
berkembangnya industri dan kebutuhan akan bahan baku serta pasar sehingga
memunculkan berbagai perusahaan multinasional di dunia, bukan hanya itu pada
saat itu berkembang pula kolonialisasi didunia yang membawa pengaruh besar
terhadap kebudayaan-kebudayaan yang dilakukan oleh bangsa Eropa. Mungkin dengan
begitu banyaknya perusahaan asing yang berdiri di Indonesia merupakan
keuntungan sendiri bagi bangsa ini karena terbukanya lapangan pekerjaan yang
baru bagi masyarakat Indonesia, masyarakat yang semula pengangguran bisa
bekerja dan menafkahi keluarga. Tapi Disatu sisi memang benar terbukanya
lapangan pekerjaan, seperti kata para
penganut globalisasi, hanya globalisasi yang mampu menyatukan manusia dari
segala ras dan menurut mereka ini dapat mengurangi kemiskinan tapi apakah
demikian, hal ini tidak untuk Indonesia tetapi malah sebaliknya, hal ini jelas
terlihat pada sebuah ” Film Dokumenter Karya Jhon Pilger yang berjudul Globalization
: The New Rulers Of The World ”dalam film ini diceritakan bagaimana perusahaan
asing yang berdiri di Indonesia yang mengeksploitasi para karyawannya.
Perusahaan –perusahaan itu memproduksi barang terkenal seperti Adidas, Nike,
Old Navy serta yang lainnya.
Di perusahaan ini merek-merek terkenal
di produksi dengan murah demi keuntungan pasar-pasar barat. Walaupun begitu
para karyawan yang bekerja di perusahaan penghasil barang-barang bermerek ini
tetap saja dalam kehidupan sehari-harinya masih kekurangan atau bisa dikatakan
masih tergolong miskin, para pekerja selain di beri upah dengan sangat rendah juga dipekerjakan
di tempat yang sangat jauh dari standar kesehatan yang seharusnya, bisa
dikatakan bos perusahaan mengekploitasi para pekerjanya. Mereka dibayar
rata-rata 9000 rupiah perharinya dengan waktu bekerja yang bisa mencapai 12 jam
atau bahkan yang sangat tidak dimanusiakan, ada juga sebagian pekerja dengan
alasan untuk mengejar kuantitas dan kualitas ekspor harus bekerja selama 24 jam
dalam seharinya. Apakah hal yang demikian yang bisa disebut mengurangi
kemiskinan oleh para penganut globalisasi tadi, tentu tidak ini malah membuat
yang miskin semakin miskin dan yang kaya semakin kaya.
Selain itu film ini juga mengungkapkan
bagaimana organisasi seperti World Trade Organization (WTO), International
Monetary Fund (IMF), dan World Bank memanfaatkan globalisasi untuk memasuki
negara-negara dunia ketiga seperti Indonesia agar bisa mengintervensi kebijakan
negara tersebut demi keuntungan yang ingin dicapai oleh organisasi-organisasi
tersebut. Perusahaan asing, bank-bank besar serta hotel mewah yang dibangun
berkat pemerintahan Jendral Soeharto adalah atas bantuan IMF dan Bank Dunia.
IMF dan Bank Dunia adalah lembaga besar dunia yang berhasil masuk ke Indonesia.
Sempat sebelumnya pada masa pemerintahan Soekarno IMF dan Bank Dunia dilarang
masuk keIndonesia karena Soekarno yakin akan ekonomi rakyatnya. Namun ketika
penguasa pindah ke Soeharto, IMF dan Bank dunia masuk dengan mudah, dengan
dalih IMF akan mensejahterakan masyarakat. IMF dan bank dunia di bentuk
menjelang akhir PD II untuk membangun kembali perekonomian Eropa dan kemudian
dua lembaga ini meminjami uang untuk negara miskin dengan syarat dibiarkan memasuki
ekonomi negara tersebut dan perusahaan barat diperbolehkan mengolah bahan mentah
dan pasar di negara tersebut. Dengan masuknya lembaga dunia seperti IMF dan
Bank Dunia kita sebagai bangsa seperti memiliki hutang kepada dua lembaga
tersebut karena secara tidak langsung penguasa pada saat itu meminjam beberapa
uang untuk pembangunan Negara ini dengan kata lain kita sebagai warga Negara
juga menanggung hutang itu walaupun sebenarnya kita tidak menikmati uang
tersebut.
Terlepas dari itu sekarang ini kita masih
hidup dalam era globalisasi, seperti pada keadaan yang dulu sekarang dampak
dari globalisasi makin terasa. Perkembangan semakin maju, laju infomrasi yang
deras membuat bangsa ini semakin berkembang. Dengan majunya bangsa ini tentu
banyak tantangan kedepannya, sebagai generasi muda kita harus menjaga warisan
leluhur kita yaitu jati diri bangsa ini serta bangga menjadi Indonesia, jangan
sampai bangsa yang kaya akan kebudayaan serta sumber daya alam ini diperdaya
oleh bangsa-bangsa lain. Seringkali generasi muda melupakan akan jati diri
bangsa ini yaitu kebudayaan-kebudayaan kedaerahannya, kebudayaan adalah harta
yang berharga bagi negeri ini begitu banyak kebudayaan lahir di Indonesia,
kebudayaan ini perlu di lestarikan, dijaga serta dilindungi agar nantinya tidak
ada lagi bangsa lain yang mengakui kebudayaan asli Indonesia ini. Seperti yang
sudah-sudah kebudayaan asli Indonesia yang diakui oleh Negara lain. Ini
membuktikan kurangnya perhatian mengenai kebudayaan tadi.
Globalisasi
yang sedang terjadi ini membuat kita lupa akan budaya kita sendiri, kita
disibukkan dengan dunia kita sendiri serta acuh tak acuh akan masa depan
kebudayaan itu tadi. Untuk menghindari pengakuan kebudayaan oleh pihak lain
perlu adanya pembentukan lembaga kebudayaan atau semacam hak cipta untuk
melindungi kebudayaan tersebut contoh seperti beberapa Negara Eropa barat yang
mempunyai lembaga-lembaga kebudayaan mereka yag bisa beroperasi diluar negeri
seperti Goethe-Institut (Jerman), British Council (Inggris), Alliance Francais
(Prancis), dan Spanish Instituto Cervantes (Spanyol). Lembaga-lembaga ini
mengabarkan pada seluruh dunia apa yang di dalam konteks kebudayaan tengah
terjadi di negara-negara asalnya. Kelompok-kelompok dari Negara lain seperti
Amerika, Asia, Afrika bisa bergabung dilembaga-lembaga kebudayaan tersebut
untuk menghadirkan perwakilan-perwakilan mereka dibelahan dunia lain. Hal ini
akan membuat kebudayaan-kebudayaan di negara lain dapat di kenal oleh banyak
orang dan bisa menghindari kecurangan pengakuan kebudayaan.
Apabila
di Indonesia terdapat lembaga seperti lembaga-lembaga di beberapa Negara Eropa
Barat tadi tentu kecurangan tentang pengakuan kebudayaan seperti yang sudah
terjadi, bisa di cegah walaupun
sebenarnya masyarakat sudah tahu siapa pemilik kebudayaan yang sesungguhnya
namun tidak ada salahnya kita memperkenalkan kebudayaan kita terlebih dahulu
sebelum kebudayaan tersebut di ambil pihak lain.
4. Kesimpulan
Globalisasi adalah sebuah istilah yang
memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa
dan antarmanusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan,
budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas
suatu negara menjadi semakin sempit.
Dampak globalisasi dapat kita rasakan dari
yang positif sampai yang negatif untuk itu kita harus pandai-pandai
memanfaatkan dampak globalisasi yang ada tadi. Khususnya Indonesia, begitu
banyak budaya yang masuk dapat mempengaruhi pola pikir kita, untuk dapat
menghindari itu yang perlu kita lakukan adalah terus meningkatkan rasa
nasionalisme kita terhadap bangsa Indonesia agar kita tidak mudah terseret arus
globalisasi yang sedang berlangsung ini.
Dampak positif
dan negatif globalisasi dikases hari senin jam 17.00 dari
globalisasi diakses hari senin jam 16.30 dari
pengaruh globalisasi terhadap kebudayaan Indonesia di
akses hari senin jam 17.15 dari
http://vheeziie.wordpress.com/pengetahuan/sosial/pengaruh-globalisasi-terhadap-kebudayaan-indonesia/
pengertian dan definisi globalisasi diakses hari senin jam
17.30 dari
Smiers, Joost, memperjuangkan
kebudayaan diera globalisa, Yogyakarta: INSISTPPress, 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar