Oleh : Geovanny Kriselda Metubun / 802012025 / MD 302 A
802012025@student.uksw.edu
Manusia adalah makhluk yang diciptakan segambar dan serupa dengan
Tuhan. Manusia diberi akal budi untuk menjalani hidupnya dengan baik.
Pertambahan penduduk di dunia berkembang dengan sangat pesat dan hal ini
berbanding terbalik dengan lingkungan tempat tinggal yang justru tidak
bertambah sedikitpun. Ada contoh lain juga untuk perbandingan antara manusia
dan lingkungan, yaitu semakin banyak manusia dan semakin panas pula suhu bumi.
Pemanasan global ini muncul sebagai akibat
dari meningkatnya temperatur rata-rata
pada laian atmosfer, meningkatnya temperatur pada air laut, dan meningkatnya
temperatur pada daratan. Namun tak bisa dipungkiri bahwa aktifitas manusia
memberikan sumbangsih terbesar terhadap pemanasan global. Aktivitas sehari-hari
manusia walaupun hanya hal-hal kecil seperti merokok, memasak air, dan
berpindah tempat menggunakan kendaraan bermotor juga memberikan dampak bagi
lingkungan.
Di era modern ini, dengan segala
kecanggihan alat elektronik yang diciptakan, manusia menjadi lebih mudah dalam
menjalani aktifitasnya. Namun dibalik kelebihan dari setiap alat, pasti ada
kelemahannya dan sangat disayangkan jika kelemahannya yang ditimbulkan adalah
kerusakan terhadap lingkungan hidup. Seperti yang dicontohkan di atas,
penggunaan motor, asap motor yang dianggap remeh oleh sebagian orang ternayata
turut memberi sumbangsih bagi pemanasan global.
Membahas tentang pemanasan global, maka
pasti kita juga akan membahas tentang lapisan ozon. Ozon merupakan lapisan dari
atmosfer yang menghalangi radiasi ultraviolet (UV-B) dari matahari. Sekitar
70-90% radiasi ultraviolet (UV-B) ini disaring oleh lapisan ozon. Radiasi
langsung ultraviolet UV-B adalah radiasi yang berbahaya dan mematikan tanaman,
hewan, termasuk manusia. Lubang ozon terbentuk karena terlalu banyaknya gas CFC
(chloro-flouro-carbon) di udara. Gas CFC atau Freon berkumpul di bagian
atas atmosfer, lalu akan berinteraksi dengan pantulan cahaya matahari sehingga
merusak lapisan ozon.
Rusaknya lapisan ozon tidak hanya
disebabkan oleh gas CFC. Dalam Protokol Kyoto, disepakai ada enam senyawa gas
rumah kaca yang bisa menyebabkan rusaknya lapisan ozon, antara lain: karbon
dioksida (CO2), metana (CH4), nitrooksida (N2O),
chloro-flouro-carbon (CFCs), hidro-flouro-carbon (HFCs), dan
sulfur heksafluorida.
Pertambahan penduduk yang pesat juga
membutuhkan lahan pemukiman yang lebih besar. Hutan-hutan akan dibakar untuk
membuka lahan baru. Pembakaran hutan ini saja sudah memberikan 2 polusi bagi
manusia, polusi udara, polusi tanah dan air. Asap dari pemabakaran hutan ini
juga turut memberikan sumbangsih untuk gas rumah kaca. Sedangkan tanah yang
sudah gersang, maka akan menjadi kering dan pecah-pecah, hal ini mendukung
untuk terjadinya banjir dan juga kesulitan mendapatkan air bersih.
Selain untuk lahan tempat tinggal, hutan
yang lebat juga bisa dibabat untuk membuka lahan perkebunan. Di Kalimantan
barat, hampir sepertiga luas daerahnya telah diubah menjadi lahan perkebunan
kelapa sawit. Perkebunan kelapa sawit ini merupakan salah satu mata pencaharian
masyarakat. Namun, dibalik dampak positif ini, pati ada dampak negatifnya.
Perkebunan kelapa sawit dengan skala bear seperti ini cukup mengancam untuk
keseimbangan alam di Kalimantan Barat. Walaupun pohon sawit sudah mati,
namun akar dari pohon sawit ini sangat
sulit untuk dibersihkan. Dibutuhkan bertahun-tahun agar tanah yang telah
ditanami pohon kelapa sawit ini dapat digunakan lagi. Selain itu, bekas tanah
perkebunan kelapa sawit akan menjadi gersang karena unsur-unsur hara dalam
tanah tempat pohon sawit itu tumbuh telah habis.
Penggunaan kendaraan bermotor merupakan
hal lumrah bagi semua manusia. Di pedesaan memang belum terlalu banyak
kendaraan bermotor sehingga tidak terlalu merasakan polusi udara yang di
sebabkan oleh asap kenadaraan. Namun di kota-kota besar, polusi udara pasti ada
karena di dukung dengan jumlah penduduk yang banyak dan juga jumlah kenadaraan
yang banyak, baik kenadaraan pribadi maupun umum. Kendaraan bermotor
menghasilkan asap yang mengandung gas CO2 yang berbahaya bagi
kesehatan.
Bagaimana dengan gas CFC? Apakah saja
produk-produk teknolgogi yang bisa menghasilkan gas CFC? Beberpa contoh produk
yang menggunakan gas CFC adalah AC, kulkas (lemari pendingin) dan cat semrot.
Dengan gaya hidup manusia yang sudah
dimanjakan dengan teknologi seperti sekarang ini, khususnya alat elektronik
yang tidak ramah lingkungan, maka bisa dipastikan bahwa lapisan ozon akan
semakin rusak. Semakin bayak pertambahan penduduk, semakin banyak kebutuhan
akan alat-alat elektronik, semakin banyak kendaraan, semakin banyak lahan yang
dibutuhkan untuk pemukian, semakin banyak hutan yang digundul dan dampak yang
lain adalah semakin bertambahnya air laut sebagai akibat dari melelehnya es di
kutub utara karena pemanasan global.
Tidak mungkin untuk tidak menggunakan
kendaraan atau tidak menggunakan barang-barang elektronik. Yang bisa dilakukan
untuk “tidak menambah” rusaknya lapisan ozon adalah dengan megubah perilaku
perorangan dan tindakan yang dilakukan secara kolektif.
Mengubah perilaku perorangan ini merupakan
upaya pencegahan yang dilakukan secara individu, antara lain:
1.
Menghemat penggunaan air
Pemakaian air yang teralu banyak dan boros akan mempercepat habisnya
ketersediaan air tanah. Jadi gunakanlah air dengan seperlunya dan matikan keran
jika sudah tidak digunakan.
2.
Hemat listrik
Seperti yang telah di jelaskam bahwa efek rumah kaca juga
dersebabkan pelh karbon dioksida (CO2). Sebagian besar CO2 dihasilkan oleh pembangkit
listrik berbahan fosil. Dengan demikian, hemat listrik secara tidak langsung
jiga akan mengurangi kadar CO2 di atmosfer.
3.
Penanaman Pohon
Oleh karena sipergunakan oleh tanaman untuk proses fotosintesis,
maka penanaman pohon dalam jumlah banyak juga dapat menajdi solusi. Bila setiap
orang menanam satu pohon, maka di Indonesia akan bertambah lebih dari dua ratus
juta tanaman yang ikut mengkonsumsi CO2.
4.
Mengurangi Penggunaan kendaraan
pribadi yang menghasilkan CO2
Mobil sebagai penyumbang sumber
CO2 terbesar di wilayah perkotaan juga perlu diantisipasi
dengan mengubah perilaku hidup. Dengan menggunakan angkutan umum seseorang bias
lebih hemat dan juga dapat mengurangi jumlah produksi gas CO2 ke
udara dan juga mengurangi kemacetan. Contohnya adalah Bis Trans Jogja di
Yogyakarta, ini adalah salah satu ide terbaik yang dilakukan untuk mengurangi
kemacetan dan juga mengurangi polusi udara di Yogyakarta. Selain menggunakan
angkutan umum, pilihan lainnya adalah dengan menggunakan sepeda. Lebih murah
dan sehat.
TransJogja. |
Selain tindakan
perorangan, dapat digunakan juga langkah secara kolektif, yaitu upaya
pencegahan yang dilakukan secara bersama. Beberapa langkah yang dapat dilakukan
antara lain:
1.
Melestarikan hutan
Masyarakat dapat bersama-sama melestarikan hutan yang ada, dan juga
melakukan reboisasi untuk menghijaukan kembali hutan yang gundul.
2.
Mencari alternatif baru
Contohnya penggunaan CFC untuk alat pendingin (AC dan Kulkas). Tidak
mungkin untuk memerintahkan semua pemilik AC dan kulkas untuk berhenti
menggunakan AC dan kulkas mereka karena mengandung gas CFC. Yang sudah ada,
biarlah itu menjadi kegagalan dalam mencipakan teknologi yang ramah lingkungan.
Dengan teknologi yang semakin maju ini, kita mungkin akan menemukan alternatif
baru yang bisa digunakan untuk menggati CFC itu. Kuncinya adalah, kita tidak
cepat merasa puas dengan hasil teknologi yang sudah ada sekarang, tetapi
bagaimana kita bisa terus berinovasi dan menciptakan teknologi baru yang bukan
hanya bisa membantu manusia, tetapi juga ramah lingkungan.
Daftar Pustaka
Susanta, Gatut,. Sutjahjo, Hari,. 2007. Akankah Indonesia tenggelam
akibat pemanasan global? . Jakarta: Penebar Plus.
Akhadi, Mukhlis,. 2009. EKOLOGI ENERGI,. Yogyakarta: Graha Ilmu.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar