Oleh : Hana Febriani Assa / 682013091 / MD302A
Di zaman modern seperti saat ini
ada banyak perubahan yang kita peerlu untuk kita cermati sebaik mungkin tentu
berkaitan dengan Kebudayaan Indonesia sendiri, kebudayaan yang ada saat ini
tentu adalah suatu kebudayaan yang
diwariskan oleh nenek moyang kita, agar kita mampu untuk mempertahakannya maupun
kita mampu untuk mengembangkannya.
Sebagai bagian dari kebudayaan di mana manusia
memegang peranan penting, bahasa juga turut ambil bagian dalam peran manusia
itu karena fungsinya sebagai alat komunikasi yang terus berkembang sesuai
dengan perkembangan peradaban manusia itu sendiri. Karena bagian dari budaya
dan peranannya terhadap manusia inilah maka bahasa perlu dilestarikan, terutama
yang berkenaan dengan pemakaian bahasa daerah karena merupakan lambang
identitas suatu daerah, masyarakat, keluarga dan lingkungan. Sulawesi utara
sendiri ada banyak kebudayaan yang ada, baik dari segi tari, alat musik, bahasa,
makanan, pakaian adat, rumah adat.
Di Sulawesi Utara sendiri memiliki suatu Istansi Yang
bernama Istitut Seni Budaya Daerah(ISBD), ISBDS merupakan pusat bagi para
Wisatawan untuk lebih mengetahui atau bisa di katakana ISBDS adalah suatu wadah
bagi para pendatang,, untuk mencari tahu bagaimana Kebudayaan di Sulawesi Utara
sendiri.
Pembahasan
Sulawesi Utara Pulau yang
terletak di ujung Sulawesi memiliki berbagai seni dan budaya dari berbagai suku
yang menjadikan Provinsi Sulawesi Utara menjadi salah satu tempat untuk
memanjakkan mata. di Manado sendiri ada banyak pentas seni yang di peragakan
oleh orang-orang Manado Asli yang memiliki wajah yang khas, Orang manado sering
di pikir sebagai orang yang keturunan Chinesse, karena dilihar dari kulit dan
mata orang Manado sering kelihatan sebagai orang chinesse. Di Sulawesi Utara
sendiri memiliki beberapa suku/etnis yaitu Minahasa,Bolaang Mongondow, Talaud.
Etnis-etnis tersebut memiliki bahasa dan adat yang berbeda-beda, dalam pembagian itu juga di etnis
masing-masing masih memiliki bahasa yang bebeda-beda lagi.
Macam- Macam Kebudayaan di Sulawesi Utara
a.)
Mapalus adalah sebuah tradisi budaya suku Minahasa dimana dalam
mengerjakan segala sesuatu dilakukan secara bersama-sama atau gotong royong
antara sesama masyarakat Sulawesi utara. ini sering di lalukan di desa-desa
yang sering warganya melalukan pekerjaan, contohnya di lading sawah, masyarakat
berama-ramai untuk membantu orang lain yang juga di awasi oleh ketua Desa.
b.)
Perayaan
tulude (kunci tahun)
dilakukan pada setiap akhir bulan januari
dan diisi dengan upacara adat yang bersifat keagamaan dimana ungkapan puji dan
syukur terhadap sang pencipta oleh karena berkat dan rahmat yang telah diterima
pada tahun yang telah berlalu sambil memohon berkat serta pengampunan dosa
sebagai bekal hidup pada tahun yang baru. Biasanya para masyarakat yang ada di
Sulawesi Utara setelah melaksanakan ibadah di gereja, mereka akan merayakan
Perayaan tulude (kunci tahun) di rumah masing-masing dan setelah itu mereka
melakukan kebiasaan/ adat mereka yaitu berkunjung ke rumah saudara-saudara
mereka
c.)
Festival
figura. Figura merupakan seni dan budaya. Seni ini
lebih dekat dengan seni pantomim atau seni menirukan laku atau watak dari
seseorang tokoh yang dikenal atau diciptakan. Figura merupakan kesenian yang
dapat menghadirkan dramaturgi pendek terhadap sosok atau perilaku tokoh-tokoh
yang dianggap berperan dalam mengisi tradisi baik buruknya sosok dan watak
seorang manusia. Oleh pemerintah kota Manado festival figura diselenggarakan
dalam rangka pesta kunci taong layaknya perayaan tulude yang dilaksanakan oleh
masyarakat Talaud
5.) Toa Pe Kong atau Cap
go meh. Seperti didaerah lainnya, perayaan/upacara ini juga rutin
dilaksanakan di Sulawesi Utara apa terlebih di Kota Manado. Upacara ini
dimeriahkan dengan atraksi dari Ince Pia yakni seorang yang memotong-motong
badan dan mengiris lidah dengan pedang yang tajam serta menusuk pipi dengan
jarum besar yang tajam akan tetapi si Ince Pia tidak terluka ketika
6.) Pengucapan syukur.
Pengucapan syukur merupakan tradisi masyarakat Minahasa yang mengucap syukur
atas segala berkat yang telah Tuhan berikan. Biasanya pengucapan syukur
dilaksanakan setelah panen dan dikaitkan dengan acara keagamaan untuk
mensyukuri berkat Tuhan yang dirasakan terlebih panen yang dinikmati. Acara
pengucapan syukur ini dilaksanakan setiap tahun oleh masyarakat suku Minahasa
pada hari Minggu umumnya antara bulan Juni hingga Agustus. Saat pengucapan
syukur hampir setiap keluarga menyediakan makanan untuk para tamu yang akan
datang berkunjung apa terlebih makanan khas seperti nasi jaha dan dodol.
Rumah Adat Minahasa
salah satu rumah adat kebudayaan Sulawesi utara
(minahasa) Rumah adat suku Minahasa dari provinsi Sulawesi utara disebut Rumah Panggung. Rumah ini merupakan
rumah panggung yang dibangun di atas tiang dan balok-balok yang di antaranya
terdapat balok-balok yang tidak boleh disambung. Rumah adat Minahasa ini sangat
unik, dimana rumah ini bisa di bongkar pasang, rumah ini hanya di buat dengan
Kayu yang pada permukaanya tidak terdapat Ukiran, namun hanya kayunya saja yang
di silang-silangkan, meskipun hanya dengan ukiran saja namun rumah ada Minahasa
ini sudah di ekspor ke
Misalnya di Eropa, ada
Belanda, Swedia, Findalia, Spanyol, Jerman, dan Denmark. Begitu juga dengan
Australia, Amerika Serikat, Argentina, Venezuela, serta beberapa negara Afrika,
seperti Tanzania dan Zambia, sementara yang di bagian Asia Uni Emirat Arab, Saud Arabia, India,
Malaysia, Singapura, Cina, dan Jepang serta Korea.
Macam-macam Tarian yang ada di Sulawesi Utara
Ø Tari Mahambak
Arti harfiah mahambak ialah
begembira dan bersukacita. Bergembira menyambut perjumpaan dan persatuan. Tari
mahambak kemudian menjadi bagian dari setiap upacara atau perayaan yang membahagiakan,
seperti “naik rumah baru”, panen hasil bumi yang melimpah, dan lain-lain. Tari
mahambak sendiri sering digunakan oleh orang kota Manado sendiri.
Ø Tari Maengket
Maengket terdiri dari 2 babak, yaitu :
- Maowey Kamberu
- Marambak Lalayaan. Maowey Kamberu adalah
- Maowey Kamberu
- Marambak Lalayaan. Maowey Kamberu adalah
suatu tarian yang
dibawakan pada acara pengucapan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, dimana hasil
pertanian terutama tanaman padi yang berlipat ganda/banyak. Marambak adalah
tarian dengan semangat kegotong-royongan (mapalus), rakyat Minahasa bantu
membantu membuat rumah yang baru. Selesai rumah dibangun maka diadakan pesta
naik rumah baru atau dalam bahasa daerah disebut “rumambak” atau menguji
kekuatan rumah baru dan semua masyarakat kampung diundang dalam pengucapan syukur.
Lalayaan adalah tari yang dilakukan saat bulan purnama Mahatambulelenen, para
muda-mudi melangsungkan acara Makaria’an — mencari teman hidup. Tarian
Maengket sendiri biasanya terdiri jam 6-12 pasangan dan 1 kapel yang menuntun
akan tarian itu sendiri, yang hanya di tuntun oleh tambor kecil yang ada 2.
Ø Tari Kabasaran
Kabasaran adalah Tari Perang, mengangkat atau memuliakan perang ke
dalam karya estetika, itu memberi gambaran tentang masyarakat itu sendiri. Itu
ungkapan dari watak dan nilai-nilai budaya masyarakat Tari kabasaran sendiri
memiliki daya tarik tersendiri dimana sesuai dengan nama dari tarian yaitu
kabasaran, para pemainnya-pun di tuntut untuk bermain dan sekaligus berteriak
agar suasana menjadi semakin garang, Tari Kabasaran juga ketika di mainkan
mereka menggunakan Pedang Asli. Dsb
Musik
Tradisional-Kolintang
Kolintang atau kulintang adalah alat musik khas daerah
Minahasa,
Sulawesi Utara. Kolintang dibuat dari kayu lokal yang ringan namun kuat
seperti telur, bandaran, wenang, kakinik kayu cempaka, dan yang mempunyai
konstruksi fiber paralel. Nama kolintang berasal dari suaranya: tong (nada
rendah), ting (nada tinggi) dan tang (nada biasa). Dalam bahasa daerah, ajakan
"Mari kita lakukan TONG TING TANG" adalah: "Mangemo kumolintang".
Ajakan tersebut akhirnya berubah menjadi kata kolintang. Beberapa group
terkenal seperti Kadoodan, Tamporok, Mawenang yang sudah eksis lebih dari
35 tahun.Pembuat kolintang tersebar di Minahasa dan di pulau Jawa, salah satu
pembuat kolintang yang terkenal Petrus Kaseke.
Sulawesi Utara. Kolintang dibuat dari kayu lokal yang ringan namun kuat
seperti telur, bandaran, wenang, kakinik kayu cempaka, dan yang mempunyai
konstruksi fiber paralel. Nama kolintang berasal dari suaranya: tong (nada
rendah), ting (nada tinggi) dan tang (nada biasa). Dalam bahasa daerah, ajakan
"Mari kita lakukan TONG TING TANG" adalah: "Mangemo kumolintang".
Ajakan tersebut akhirnya berubah menjadi kata kolintang. Beberapa group
terkenal seperti Kadoodan, Tamporok, Mawenang yang sudah eksis lebih dari
35 tahun.Pembuat kolintang tersebar di Minahasa dan di pulau Jawa, salah satu
pembuat kolintang yang terkenal Petrus Kaseke.
Institut Seni
Budaya Daerah Sulut (ISBDS)
Di Sulawesi
sendiri memiliki suatu musem yang di beri nama Institut Seni Budaya Daerah
Sulut disana terdapat berbagai macam alat music tempo dulun serta salah satu
benda seni yang sudah tercatat di Guiness World Records(http://maengket.blogspot.com/2011/02/museum-seni-pinawetengan.html) disana juga terdapat
berbagai macam-macam tempat untuk melaksanakan berbagai macam acara Daerah, di
Institut Seni ini ada banyak koleksi Kain Batik Bentenan atau Kain khas
Sulawesi Utara sendiri karena disana ada banyak koleksi baik dari kain teun
atau berbagai macamm batik yang asli di produksi oleh warga Minahasa sendiri.
Kesimpulan
Saat
ini, tidak bisa di pungkiri kalau ada banyak hal yang sedang mengocang dunia,
temasuk Indonesia, kebudayaan yang ada pun ikut mengalami perubahan, tidak
sering ketika di zaman seperti saat ini kita milai jarang melihat generasi
mudah mulai meniggalkan kebudayaan yang ada di daerah kita masing-masing, namun
juga tidak jarang juga kita menemui ada banyak generasi muda yang mengemari
namun juga mereka berusaha untuk mempertahankan budaya yang ada di daerah
mereka masing-masing, Indonesia yang terkenal akan budaya-budaya yang ada di
setiap daerah membuat Indonesia menjadi Unggulan dalam kebudayaan dalam suatu
Negara. Memang untuk mempertahankan suatu kebudayaan yang sudah diwariskan oleh
nenek moyang kita, membuat kita sulit untuk mempertahankannya di era Globalisasi
seperti ini. Namun tentu bagaimana usaha dan upaya kita tentu juga di
perhitungkan dalam mempertahankan sesuatu apalagi sesuatu yang berhubungan
dengan warisan oleh nenek moyang, kita sebagai generasi mudah di latih agar
ketika peubahan zaman datang kita di ajak untuk mempertahankan apa yang telah
menjadi kepunyaan kita terlebih dahulu, sebelum apa yang kita miliki itu di
ambil alih oleh yang lain terutama yang berhubungan dengan KEBUDAYAAN DAERAH
KITA TERCINTA.
Email: 682013091@student.uksw.edu
Di unduh pada tanggal 20 Februari 2013, “Budaya Sulut”,di
akses dari:
(http://maengket.blogspot.com/2011/02/museum-seni-pinawetengan.html
1 komentar:
boleh juga bagus nih jadi bahan refernsi untuk kebudayaan sulawesi
http://www.marketingkita.com/2017/08/Manajemen-Sumber-Daya-Manusia-Dalam-Ilmu-Marketing.html
Posting Komentar