joan.thiores@gmail.com
Pendahuluan
Perkembangan musik di Indonesia semakin tahun semakin berkembang. Mulai dari jenis musik tradisional gamelan, keroncong, campursari, dangdut, kemudian mengarah ke pop. Mayoritas penikmat musik Indonesia lebih suka untuk menikmati musik modern (pop) dibanding dengan musik daerah. Musik daerah adalah musik yang tumbuh dan berkembang di nusantara, tetapi musik-musik tersebut tidak terlalu menarik perhatian pemusik serta kurangnya sarana sebagai tempat untuk mengembangkan musik daerah tersebut. Salah satu contoh dari banyaknya jenis-jenis musik daerah di nusantara adalah Musik gamelan. Pada era ini, gamelan dikenal sebagai musik tradisional yang tidak menarik dan membosankan. Padahal, gamelan merupakan aset kebudayaan Indonesia yang langka. Meskipun gamelan sudah mengalami banyak perkembangan dan modifikasi, peminatnya tetap sangat minim. Pada umumnya, para pemain gamelan adalah para orang-orang tua jawa yang sudah mendalami gamelan. Jarang ditemukan generasi muda yang menyukai dan memiliki keinginan untuk mempelajari gamelan. Kurangnya pengetahuan dan pengenalan mengenai musik gamelan ini membuat generasi muda kurang menghargai dan mengapresiasi musik daerahnya. Makalah ini bertujuan agar generasi muda di Indonesia lebih mengetahui dan memahami seni didalam gamelan serta dapat ikut serta melestarikan musik daerahnya.
Isi
Gamelan adalah ansambel musik yang biasanya menonjolkan metalofon,
gambang, gendang, dan gong. Istilah gamelan berasal dari instrumennya sendiri,
yakni suatu kesatuan utuh yang diwujudkan dan dibunyikan bersama. Kata gamelan berasal
dari bahasa Jawa gamel yang
berarti memukul / menabuh. Kemunculan gamelan didahului dengan budaya Hindu-Budha yang mendominasi Indonesia dan juga mewakili seni asli Indonesia.
Instrumennya dikembangkan hingga bentuknya seperti sekarang ini pada zaman
Kerajaan Majapahit. Dalam mitologi Jawa, gamelan diciptakan
oleh Sang Hyang Guru di gunung Mahendra, Medangkamulan. Sang Hyang Guru pertama-tama menciptakan gong
untuk memanggil para dewa. Untuk pesan yang lebih spesifik ia menciptakan dua gong, kemudian berlanjut
menjadi 1 set gamelan.
Alat-alat musik ansambel, pertama kali ditemukan di Candi Borobudur,
Jawa tengah pada sekitar abad 8. Disana terdapat bermacam-macam alat musik
yakni, suling bambu, kendang dalam berbagai ukuran, kecapi, alat musik gesek
dan petik. Dari asal mula ini, muncul istilah gamelan. Penalaan & pembuatan
gamelan harus melewati proses yang kompleks. Gamelan menggunakan empat cara
penalaan,
yaitu slendro, pelog, "Degung" (khusus daerah Sunda), dan "madenda" (diatonis/
minor asli). Akan tetapi, yang paling sering digunakan adalah slendro dan
pelog. Slendro memiliki 5 nada, yaitu : 1 2 3 5 6 . Pelog memiliki 7 nada, yaitu : 1 2 3 4 5 6
7.
Musik Gamelan merupakan gabungan pengaruh seni luar negri yang
beraneka ragam. Terdapat unsur not nada dari Cina, instrumen musik dari Asia
Tenggara, dan pergerakan harmoni musik India, bowed string (alat musik gesek) dari daerah Timur Tengah, bahkan efek
style militer Eropa yang kita dengar pada musik tradisional Jawa dan Bali, meskipun
tidak terlalu dominan. Gamelan menggunakan tangga nada pentatonis, serta
terdapat aksen & interval yang tidak umum. Gamelan biasanya digunakan pada
acara-acara resmi seperti pernikahan, syukuran, acara keraton, tari
tradisional, sinden, dan pertunjukan
wayang. Untuk saat ini, gamelan digunakan oleh mayoritas masyarakat Jawa
Tengah.
Macam-macam jenis Gamelan ditinjau dari lokasi asalnya
:
·
Gamelan
Jawa
Gamelan Jawa disajikan
dengan nada yang lembut. Bukan
berarti gamelan jawa tidak menarik karena nadanya yang lembut dan mengalun.
Gamelan jawa juga dapat disajikan dalam nada yang keras dan tempo cepat. Akan
tetapi, pembawaan dan interpretasinya tetap harus terkesan halus dan lembut. Gamelan Jawa biasa digunakan untuk mengiringi
sinden, seni tari, wayang, resepsi pernikahan dan acara resmi kerajaan di
keraton. Gamelan Jawa dimainkan dengan
keseimbangan antara vokal dan instrumental, tak ada yang menonjol antara
keduanya.
·
Gamelan
Bali
Gamelan Bali terdengar gaduh, rancak, dan berenergi.
Musiknya sering mengalami perubahan tempo dan dinamika secara tiba-tiba. Gamelan
Bali memiliki lebih banyak instrumen berbilah daripada berpencu. Logamnya lebih
tebal sehingga dapat bersuara lebih nyaring. Ciri-ciri utama dari gamelan Bali
adalah digunakannya sejenis simbal yang disebut ceng-ceng. Ceng-ceng ini
berbunyi nyaring dan cepat sehingga membuat gamelan Bali berbeda. Gamelan Bali mengutamakan
instrumental, karena disesuaikan dengan pemakaiannya, yaitu sebagai pengiring
tarian. Terdapat interaksi komponen yang sarat antara melodi, irama dan warna
suara pada gamelan Bali. Hal ini yang membuat gamelan Bali unik. Komponen
tersebut secara tidak langsung menyatukan berbagai karakter masyarakat Bali
yang menjadi ciri khas dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari.
·
Gamelan Sunda-Degung
Alunan musik yang disajikan gamelan
sunda mendayu-dayu dan banyak didominasi dengan suara seruling. Degung sebagai unit gamelan dan
degung sebagai laras memang sangat lain. Dalam teori tersebut, laras degung
terdiri dari degung dwiswara (tumbuk: (mi) 2 – (la) 5) dan degung triswara: 1
(da), 3 (na), dan 4 (ti). Ada beberapa gamelan yang berkembang di Jawa Barat
antara lain, Gamelan Salendro, Pelog, Renteng dan Degung. Gamelan salendro
biasa digunakan untuk mengiringi pertunjukan wayang, tari, kliningan, jaipongan,
dll. Gamelan pelog fungsinya sama dengan salendro, tapi kurang berkembang di
kalangan masyarakat. Sementara gamelan degung mewakili kekhasan masyarakat Jawa
Barat. Gamelan degung yang sekarang
berkembang, berorientasi pada gamelan Renteng. Pada gamelan sunda, vokal lebih
dipentingkan dari pada instrumental, terutama pada permainan kliningan.
Instrumen-instrumen Gamelan :
1.
Gendang/Kendhang
Gendang terbuat dari bahan kulit hewan seperti
sapi dan kerbau.
Gendang merupakan alat musik yang sangat berperan
karena digunakan sebagai pengatur irama/ritme. Tanpa gendang, sebuah orkes
gamelan tidak dapat berjalan dengan baik. Cara menggunakan gendang yakni dengan
cara dipukul dengan tangan.
2.
Peking, Saron dan
Demung
Alat-alat musik ini terdiri
dari bilahan-bilahan yang disusun diatas bingkai kayu dan biasanya terdiri dari
enam atau tujuh bilah. Fungsi dari ketiga alat ini adalah sebagai
resonator dan pembawa melodi. Cara menggunakan instrumen ini yaitu dengan cara
dipukul dengan pemukul yang terbuat dari kayu. Setelah dipukul, pemain
harus memegang bilahan (bagian bawah) pada not yang telah dipukul. Hal ini
berfungsi supaya tidak terjadi gema.
3.
Gong dan Kempul
Gong berfungsi untuk memberikan tanda awal dan juga akhir dari gendhing sehingga terkesan
memberikan keseimbangan pada lirik lagu gendhing yang panjang. Suara yang
dihasilkan gong sangat rendah, dan gong adalah alat musik gamelan yang paling
sulit proses pembuatannya. Gong terdiri dari dua macam yakni , gong ageng dan
gong suwukan.
Kempul berbentuk seperti Gong namun ukurannya
lebih kecil.
Kempul berfungsi sebagai penanda aksen-aksen
penting dalam kalimat lagu gendhing. Pada saat melantunkan lagu gending kempul
dimainkan dengan nada yang sama seperti nada balungan, walau terkadang kempul
bisa juga mendahului nada balungan.
4.
Bonang
Bonang terdiri dari dua jenis yakni bonang barung
dan bonang panerus. Perbedaan dari bonang ini adalah ukuran dan cara
menggunakannya. Bonang barung ukurannya lebih besar daripada bonang penerus dan
beroktaf tengah sampai ke oktaf tinggi, bonang barung ini merupakan
instrumen pemuka dan penting dalam ansambel. Bonang panerus ukurannya
lebih kecil namun mempunyai oktaf yang tinggi, irama yang dihasilkan oleh
bonang panerus dua kali lebih cepat dibandingkan bonang barong. Untuk bermain
bonang, dibutuhkan kemampuan
bermain musik yang lebih daripada alat musik
gamelan lainnya.
5.
Slenthem
6.
Kethuk
dan Kenong
Dari bentuknya, kenong sangat mirip dengan gong.
Akan tetapi mereka berbeda. Kenong disusun secara horisontal yang ditaruh
diatas tali pada bingkai kayu. Cara memainkannya sama dengan bonang.
Perbedaannya adalah timing irama yang
dimainkan pada sebuah lagu.
7.
Gender
Gender terdiri dari bilahan metal yang disusun
rapi diatas tali dengan bumbung-bumbung resonator. Cara
memainkan gender sama dengan saron, yaitu ditabuh menggunakan alat pemukul yang
berbentuk bulat dan dilapisi dengan kain serta memiliki tangkai yang
pendek.
8.
Gambang
Alat musik yang terdiri dari bilahan yang berasal
dari kayu yang dibingkai pada gerobogan. Bilahan pada gambang paling
banyak diantara instrument berbilah lainnya. Gambang terdiri dari 17-20 bilah.
9.
Rebab
Terbuat dari dua kawat yang diregangkan pada
selajur kayu yang memiliki bentuk seperti hati kemudian ditutup dengan babad
sapi. Karakter suaranya lembut tetapi tegas. Rebab merupakan instrumen tanpa
fret.
10.
Siter
Alat musik yang sumber iramanya berasal dari
kawat. Dimainkan dengan cara dipetik. Fungsi siter dalam gamelan adalah sebagai
pengiring (bagian akor) dengan melodi berjalan.
11.
Suling
Suling terbuat dari bambu paralon kemudian diberi
lubang untuk membuat penentu atau batas nada. Cara menggunakan suling
yakni dengan ditiup. Dari bentuknya, suling terdiri dari 2 jenis, yakni
suling slendro yang memiliki 4 lubang dengan jarak antar lubang sama dan suling
Pelog yang memiliki 5 lubang namun jarak antar lubang berbeda-beda. Karakter
suara suling lembut, mendayu-dayu, dan tenang. Merupakan instrument terpenting
dalam gamelan Sunda.
Pengaruh gamelan terhadap musik Debussy (French) :
Debussy merupakan pianis dan komposer Perancis
pada era impresionis. Ia pertama kali mendengar musik gamelan jawa pada acara
“Paris Exposition Universelle 1889”.
Berikut merupakan musik gamelan yang pertama kali didengarnya.
Debussy menemukan inspirasi yang luar biasa dalam
musik gamelan. Bukan dari keeksotisannya. Akan tetapi dari struktur, tekstur,
dan modalitas.
“Javanese music obeys laws of counterpoint that make Palestrina seem
like child’s play and if one listens to it without being prejudiced by one’s
European ears, one will find a percussive charm that forces one to admit that
our own music is not much more than a barbarous kind of noise more fit for a
traveling circus”. – Claude Debussy
Inti dari kata-kata diatas adalah, Musik jawa mengikuti aturan
kontrapung, yang dimana kita akan menemukan pesona perkusi di musik
tersebut. Debussy juga sempat menulis
tentang rhapsody jawa. Menurut Debussy, musik jawa tidak membatasi diri dalam
bentuk tradisional. Tetapi mereka berkembang sesuai fantasi yang tidak
terhitung jumlah arabesquenya.
1. “Sirènes " Nocturnes
Merupakan karya Debussy yang menunjukkan pengaruh luas
dari musik gamelan , pengaruh ini dapat didengar dalam versi
dua piano.
2. Pagodes
– Claude Debussy
Dalam karya ini, Debussy berusaha menciptakan
suasana musik dari Asia Timur. Ia menggunakan skala pentatonis, meniru
pergerakan harmoni Cina, melodi tradisional Jepang, juga menggabungkan keunikan
dari perkusi gamelan jawa. Karya ini mengikuti unsur komposisi gamelan yang menggunakan
“accelerando” (tempo bertambah cepat)
dan “ritartando” (tempo melambat).
Rekomendasi
Gamelan merupakan produk budaya asli Indonesia yang sangat khas dan
tidak dimiliki negara lain. Karena kesenian bersifat universal, dapat
dipastikan bahwa setiap negara pasti memiliki kesenian yang berbeda-beda dengan
keunikannya masing-masing. Apabila terjadi kontak antara negara yang satu
dengan yang lain, pasti terdapat unsur budaya lain yang saling mempengaruhi.
Hal ini terjadi dalam musik gamelan yang telah mengalami perubahan dan
perkembangan dalam kelengkapan instrumen ansambelnya. Selain itu, sudah
dibuktikan bahwa gamelan bukan musik tradisional yang membosankan dan
ketinggalan jaman. Bukti kongkritnya adalah, penggunaan unsur gamelan pada
musik Debussy. Ia merupakan komposer mendunia yang dapat menemukan keunikan
gamelan dan mengkolaborasikan dengan musiknya.
Daftar Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Gamelan diunduh 17 Januari 2014 21.38
17 Januari 2014 21.47
http://harycahyadi.wordpress.com/2012/05/26/makalah-gamelan/ diunduh 17 Januari 2014 22.04
http://bibliolore.org/2012/08/22/debussy-and-gamelan/
diunduh 28 Februari 2014 02.22
http://en.wikipedia.org/wiki/Estampes
diunduh 02.45 diunduh 28 Februari 2014 02.45
Tidak ada komentar:
Posting Komentar