Oleh : Livia Ratri M.S. (802012099)- ISBD- MD302A
liviaratri@ymail.com
Provinsi Lampung yang beribukotakan Bandarlampung adalah sebuah provinsi paling ujung bagian selatan di Pulau Sumatra, Indonesia. Di sebelah utara berbatasan dengan Bengkulu dan Sumatra Selatan. Provinsi Lampung memiliki luas 35.376,50 km² dan terletak di antara 105°45′-103°48′ BT dan 3°45′-6°45′ LS. Daerah ini di sebelah barat berbatasan dengan Selat Sunda dan di sebelah timur dengan Laut Jawa. Beberapa pulau termasuk dalam wilayah Provinsi Lampung, yang sebagian besar terletak di Teluk Lampung, di antaranya: Pulau Darot, Pulau Legundi, Pulau Tegal, Pulau Sebuku, Pulau Ketagian, Pulau Sebesi, Pulau Poahawang, Pulau Krakatau, Pulau Putus, dan Pulau Tabuan. Ada juga Pulau Tampang dan Pulau Pisang di yang masuk ke wilayah Kabupaten Lampung Barat.
Keadaan alam Lampung, di sebelah barat dan selatan, di sepanjang pantai merupakan daerah yang berbukit-bukit sebagai sambungan dari jalur Bukit Barisan di Pulau Sumatera. Di tengah-tengah merupakan dataran rendah. Sedangkan ke dekat pantai di sebelah timur, di sepanjang tepi Laut Jawa terus ke utara, merupakan perairan yang luas.
Pada
zaman Hindia Belanda status Kotamadya Tanjungkarang-Telukbetung termasuk
wilayah Onder Afdeling Telukbetung, sedangkan pada zaman pendudukan Jepang
dibawah pimpinan seorang Siho (bangsa Jepang), dibantu oleh seorang Fuku Siho
(bangsa Indonesia). Sejak kemerdekaan Indonesia hingga awal tahun 1980-an
Kotamadya Daerah Tingkat II Bandar Lampung memiliki status kota kecil yang
merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Lampung Selatan dengan sebutan Kota
Tanjungkarang-Telukbetung. Setelah mengalami beberapa kali perubahan nama dan
akhirnya Provinsi Lampung diresmikan pada 18 Maret 1964, yang memiliki 12
kabupaten dan 2 kota yaitu:
No.
|
Kabupaten/Kota
|
Pusat
Pemerintahan
|
Kecamatan
|
1.
|
Kab. Lampung
Barat
|
Kota Liwa
|
17
|
2.
|
Kab. Lampung
Selatan
|
Kalianda
(Kota)
|
17
|
3.
|
Kab. Lampung
Tengah
|
Gunung Sugih
|
26
|
4.
|
Kab. Lampung
Timur
|
Sukadana
|
23
|
5.
|
Kab. Lampung
Utara
|
Kotabumi
|
23
|
6.
|
Kab. Mesuji
|
-
|
7
|
7.
|
Kab.
Pesawaran
|
Gedong
Tataan
|
7
|
8.
|
Kab.
Pringsewu
|
Kota
Pringsewu
|
8
|
9.
|
Kab.
Tanggamus
|
Kota Agung
|
16
|
10.
|
Kab. Tulang
Bawang
|
Menggala
|
6
|
11.
|
Kab. Tulang
Bawang Barat
|
Tulang
Bawang Tengah
|
8
|
12.
|
Kab. Way
Kanan
|
Blambangan
Umpu
|
14
|
13.
|
Kota Bandar
Lampung
|
-
|
13
|
14.
|
Kota Metro
|
-
|
5
|
Lampung memiliki pelabuhan utama yang bernama Pelabuhan Panjang
dan Pelabuhan Bakauheni. Bandaranya terletak di Lampung Selatan yang dulu
dikenal dengan nama Bandara Branti berubah nama menjadi Bandara Radin Inten II.
Dr Van Royen mengklasifikasikan Bahasa Lampung dalam Dua Sub
Dialek, yaitu Dialek Belalau atau Dialek Api dan Dialek Abung atau Nyow.
Lampung
memiliki logo atau lambang sebagai berikut:
Arti
dari lambang Provinsi Lampung:
PERISAI
1. Dasar Lambang bersudut lima. Kesanggupan mempertahankan cita-cita dan membina pembangunan rumah tangga yang didiami oleh dua unsur golongan masyarakat untuk mencapai masyarkat makmur dan adil berdasarkan Pancasila.
2. Warna Dasar Perisai
a. Hijau : Menunjukkan daerah dataran tinggi yang subur untuk tanaman musim
b. Coklat : Menunjukkan daerah dataran rendah yang subur untuk sawah dan lading
c. Biru : Menunjukkan kekayaan sungai dan lautan yang merupakan sumber perikanan dan kehidupan para nelayan
3. Warna Tepi Perisai
Kuning emas : Tanda kebesaran cita masyarakat Lampung untuk membangun daerah dan negaranya.
1. Dasar Lambang bersudut lima. Kesanggupan mempertahankan cita-cita dan membina pembangunan rumah tangga yang didiami oleh dua unsur golongan masyarakat untuk mencapai masyarkat makmur dan adil berdasarkan Pancasila.
2. Warna Dasar Perisai
a. Hijau : Menunjukkan daerah dataran tinggi yang subur untuk tanaman musim
b. Coklat : Menunjukkan daerah dataran rendah yang subur untuk sawah dan lading
c. Biru : Menunjukkan kekayaan sungai dan lautan yang merupakan sumber perikanan dan kehidupan para nelayan
3. Warna Tepi Perisai
Kuning emas : Tanda kebesaran cita masyarakat Lampung untuk membangun daerah dan negaranya.
2. PITA SANG BUMI RUWA JURAI
1. Bentuk Pita
a. Dilihat dari bawah merupakan pintu gerbang masuk ke daerah Lampung yang subur serta makmur.
b. Dilihat dari atas merupakan wadah pebangunan yang berintikan pertanian lada dan padi oleh masyarakat yang kaya budaya.
2. Warna Putih
a. Putih jernih melambangkan kesucian dan keikhlasan hati masyarakat.
b. Pita putih berarti pula suatu hamparan kain putih yang biasa dipakai masyarakat adat untuk menyambut para tamu terhormat.
3. Arti Tulisan
a. Sang Bumi : Rumah tangga agung yang luas berbilik-bilik
b. Ruwa Jurai : Dua unsur golongan masyarakat yang berdiam di wilayah Propinsi Lampung.
4. Arti Ruwa Jurai
a. Linguistik Cultruil : terdiri dari dua unsur keturunan asal yang tergolong dalam:
1) Masyarakat Lampung yang berbahasa “O”
2) Masyarakat Lampung yang berbahasa “A”
b. Sosiologis : terdiri dari dua unsur golongan masyarakat yang terdapat sekarang
1) Masyarakat Lampung Asli
2) Masyarakat Lampung Migrasi
1. Bentuk Pita
a. Dilihat dari bawah merupakan pintu gerbang masuk ke daerah Lampung yang subur serta makmur.
b. Dilihat dari atas merupakan wadah pebangunan yang berintikan pertanian lada dan padi oleh masyarakat yang kaya budaya.
2. Warna Putih
a. Putih jernih melambangkan kesucian dan keikhlasan hati masyarakat.
b. Pita putih berarti pula suatu hamparan kain putih yang biasa dipakai masyarakat adat untuk menyambut para tamu terhormat.
3. Arti Tulisan
a. Sang Bumi : Rumah tangga agung yang luas berbilik-bilik
b. Ruwa Jurai : Dua unsur golongan masyarakat yang berdiam di wilayah Propinsi Lampung.
4. Arti Ruwa Jurai
a. Linguistik Cultruil : terdiri dari dua unsur keturunan asal yang tergolong dalam:
1) Masyarakat Lampung yang berbahasa “O”
2) Masyarakat Lampung yang berbahasa “A”
b. Sosiologis : terdiri dari dua unsur golongan masyarakat yang terdapat sekarang
1) Masyarakat Lampung Asli
2) Masyarakat Lampung Migrasi
3. AKSARA LAMPUNG
1. Bunyi Aksara : Lampung
2. Asal Kata :
a. Legende : berasal dari nama Poyang si LAMPUNG keturunan Dewa SENEMBAHAN DAN NEIDODARI SINUHUN yang dikatakan saudara, SI JAWA ratu Mojopahit dan SI PASUNDAYANG Ratu Pejajaran dari SI LAMPUNG adalah Ratu DIBALAU.
b. Berasal dari kata TOLANG P’OH WANG (Tulang Bawang), nama negara yang pernah ada di daerah ini semasa Dinasti Han. Kata-kata itu merupakan rangkaian kata To (orang), Lang P’ohwang (Lampung).
2. Asal Kata :
a. Legende : berasal dari nama Poyang si LAMPUNG keturunan Dewa SENEMBAHAN DAN NEIDODARI SINUHUN yang dikatakan saudara, SI JAWA ratu Mojopahit dan SI PASUNDAYANG Ratu Pejajaran dari SI LAMPUNG adalah Ratu DIBALAU.
b. Berasal dari kata TOLANG P’OH WANG (Tulang Bawang), nama negara yang pernah ada di daerah ini semasa Dinasti Han. Kata-kata itu merupakan rangkaian kata To (orang), Lang P’ohwang (Lampung).
4. DAUN DAN BUAH LADA
a. Daun Lada : 17 buah, dan buah lada 8.
b. Lada merupakan produksi utama penduduk asli sejak dahulu, sehingga Lampung dikenal bangsa-bangsa Asia abad ke-7 dan bangsa-bangsa barat pada abad ke-15.
c. Biji Lada : 64 menunjukkan bahwa terbentuknya Dati I Lampung 1964.
a. Daun Lada : 17 buah, dan buah lada 8.
b. Lada merupakan produksi utama penduduk asli sejak dahulu, sehingga Lampung dikenal bangsa-bangsa Asia abad ke-7 dan bangsa-bangsa barat pada abad ke-15.
c. Biji Lada : 64 menunjukkan bahwa terbentuknya Dati I Lampung 1964.
5. SETANGKAI PADI
a. Buah padi 45
b. Padi merupakan produksi utama penduduk sejak permulaan abad ke-20 (1905), sehingga karena kedua hasil produksi laba dan padi tersebut, maka terjadilah kehidupan bersama saling mengisi antara kedua unsur golongan masyarakat sampai terwujud Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 hingga sekarang.
a. Buah padi 45
b. Padi merupakan produksi utama penduduk sejak permulaan abad ke-20 (1905), sehingga karena kedua hasil produksi laba dan padi tersebut, maka terjadilah kehidupan bersama saling mengisi antara kedua unsur golongan masyarakat sampai terwujud Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 hingga sekarang.
6. LADUK
1. Golongan rakyat serba guna
2. Dapat dipergunakan untuk pertanian, alat rumah tangga dan dapat pula dipergunakan untuk membela diri.
2. Dapat dipergunakan untuk pertanian, alat rumah tangga dan dapat pula dipergunakan untuk membela diri.
7. PAYAN
1. Tumbak pusaka tradisional
2. Merupakan lambing budaya ksatria dan bila perlu dipakai untuk mempertahankan kehormatan keluarga serta negara dari ancaman musuh.
GUNG
1. Warna gung kuning tua (kuningan)
2. Arti gung : Perlambang keagungan seni budaya asli.
3. Fungsi gung:
a. Sebagai alat inti seni budaya (tabuhan)
b. Sebagai tanda pemberitahuan karya besar dimulai
c. Sebagai alat penghimpun masyarakat untuk bermusyawarah
4. Lingkaran Gung:
a. Lingkaran besar berarti himpunan masyarakat ruwa jurai serta asal usulnya.
b. Lingkaran kecil berarti pemimpin (pemerintah) yang mengeratkan hubungan kerjasama antara yang dipimpin dan yang memimpin.
2. Merupakan lambing budaya ksatria dan bila perlu dipakai untuk mempertahankan kehormatan keluarga serta negara dari ancaman musuh.
GUNG
1. Warna gung kuning tua (kuningan)
2. Arti gung : Perlambang keagungan seni budaya asli.
3. Fungsi gung:
a. Sebagai alat inti seni budaya (tabuhan)
b. Sebagai tanda pemberitahuan karya besar dimulai
c. Sebagai alat penghimpun masyarakat untuk bermusyawarah
4. Lingkaran Gung:
a. Lingkaran besar berarti himpunan masyarakat ruwa jurai serta asal usulnya.
b. Lingkaran kecil berarti pemimpin (pemerintah) yang mengeratkan hubungan kerjasama antara yang dipimpin dan yang memimpin.
8. SIGER
1. Warna Siger : Kuning emas
2. Arti Siger : Mahkota perlambang adat budaya dan dan tingkat kehidupan terhormat.
3. Kandungan Bentuk :
a. Siger pada suku Lampung yang beradatkan saibatin memiliki lekuk tujuh dan dengan hiasan batang/pohon sekala di masing-masing lekuknya, ini memiki makna ada tujuh adok/gelar pada masyarakat pesisir yaitu Suttan/dalom, Raja jukuan/dipati, Batin, Radin, Minak, Kimas dan Mas/inton, gelar/adok ini hanya dapat digunakan oleh keturunan lurus saja, dengan kata lain masih kental dengan nuansa kerajaan, dimana kalau bukan anak raja dia tidak berhak menggunakan gelar/adok raja begitu juga dengan gelar/adok lainnya.
2. Arti Siger : Mahkota perlambang adat budaya dan dan tingkat kehidupan terhormat.
3. Kandungan Bentuk :
a. Siger pada suku Lampung yang beradatkan saibatin memiliki lekuk tujuh dan dengan hiasan batang/pohon sekala di masing-masing lekuknya, ini memiki makna ada tujuh adok/gelar pada masyarakat pesisir yaitu Suttan/dalom, Raja jukuan/dipati, Batin, Radin, Minak, Kimas dan Mas/inton, gelar/adok ini hanya dapat digunakan oleh keturunan lurus saja, dengan kata lain masih kental dengan nuansa kerajaan, dimana kalau bukan anak raja dia tidak berhak menggunakan gelar/adok raja begitu juga dengan gelar/adok lainnya.
b. Siger pepadun memiliki lekuk Sembilan yang berartikan ada
Sembilan Marga yang bersatu membentuk Abung Siwo Megou. Tapi bentuk dari siger
pepadun sangat mirip dengan buah sekala, hal ini pun bukan mustahil dikarenakan
kerajaan sekala bekhak merupakan cikal bakal ulun lampung, dan proses
terbentuknya abung siwo megou merupakan penyebaran orang lampung dari dataran
tinggi Sekala Bekhak di Gunung Pesagi.
Di dalam bidang siger terdapat Bunga Melur (melati 4 buah, tiap
bunga mempunyai 4 daun bunga yang berkelopak 5).
4. Dengan pengertian sebagai berikut:
a. Kuntum Bunga : yaitu 4 paksi asal Sekala Berak yang terdiri dari kekuasaan paksi:
1) Umpu Perenong
2) Umpu Belenguh
3) Umpu Bejalan di way
4) Umpu Nyerupa
5. Kelompok Daun Bunga:
Setelah berkembang dan tersebarnya masyarakat di seluruh Daerah Lampung, maka terbinalah 5 Daerah Keratuan yang masing-masing dipimpin oleh:
a. Ratu Dipuncak
b. Ratu Pemanggilan
c. Ratu Dipunggung
d. Ratu Dibalau
e. Ratu Darah Putih
6. Daun Bunga Skala yang terdapat pada puncak lengkungan siger atas dimana ujungnya mengenai tiang paying. Bunga Skala itu menjulang dari 4 daun kembangnya (dari bawah) yang mengandung pengertian sebagai berikut:
Menjulang dari 4 daun bunga:
Semua jurai yang berasal dari Sekala Berak yang dilambangkan oleh paksi pak mempunyai filsafat hidup Piil Pesenggiri. Bunga Sekala berdaun lima bahwa filsafat Piil Pesenggiri itu bertemali 5 alam pikiran sebagai berikut:
a. Piil Pesenggiri
Piil artinya berjiwa besar
Pesenggiri artinya menghargai diri
b. Juluk Adek
Juluk artinya gelar sebelum kawin
Adek artinya gelar setelah kawin
c. Nemui Nyimah
Nemui artinya terbuka hati menerima tamu
Nyimah artinya member dengan ikhlas
d. Nengah Nyappur
Nengah artinya suka berkenalan
Nyappur artinya pandai bergaul
e. Sakai Sambaian
Sakai artinya suka tolong menolong
Sambaian artinya bergotong royong
4. Dengan pengertian sebagai berikut:
a. Kuntum Bunga : yaitu 4 paksi asal Sekala Berak yang terdiri dari kekuasaan paksi:
1) Umpu Perenong
2) Umpu Belenguh
3) Umpu Bejalan di way
4) Umpu Nyerupa
5. Kelompok Daun Bunga:
Setelah berkembang dan tersebarnya masyarakat di seluruh Daerah Lampung, maka terbinalah 5 Daerah Keratuan yang masing-masing dipimpin oleh:
a. Ratu Dipuncak
b. Ratu Pemanggilan
c. Ratu Dipunggung
d. Ratu Dibalau
e. Ratu Darah Putih
6. Daun Bunga Skala yang terdapat pada puncak lengkungan siger atas dimana ujungnya mengenai tiang paying. Bunga Skala itu menjulang dari 4 daun kembangnya (dari bawah) yang mengandung pengertian sebagai berikut:
Menjulang dari 4 daun bunga:
Semua jurai yang berasal dari Sekala Berak yang dilambangkan oleh paksi pak mempunyai filsafat hidup Piil Pesenggiri. Bunga Sekala berdaun lima bahwa filsafat Piil Pesenggiri itu bertemali 5 alam pikiran sebagai berikut:
a. Piil Pesenggiri
Piil artinya berjiwa besar
Pesenggiri artinya menghargai diri
b. Juluk Adek
Juluk artinya gelar sebelum kawin
Adek artinya gelar setelah kawin
c. Nemui Nyimah
Nemui artinya terbuka hati menerima tamu
Nyimah artinya member dengan ikhlas
d. Nengah Nyappur
Nengah artinya suka berkenalan
Nyappur artinya pandai bergaul
e. Sakai Sambaian
Sakai artinya suka tolong menolong
Sambaian artinya bergotong royong
9. PAYUNG
1. Warna Payung : Kuning muda
2. Bagian Payung :
a. Jari payung 17
b. Bagian tepi 8
c. Garis batas ruas 19
d. Rumbai payung 45
3. Arti Payung
a. Sebagai payung agung yang melambangkan Negara Republik Indonesia, proklamasinya tanggal 17 Agustus 1945
b. Sebagai payung jurai yang melambangkan Provinsi Lampung tempat semua berlindung
4. Tiang dan Puncak Payung
a. Tiang Payung : Eka menjulang satu cita
b. Bilatan Puncak : Esa terbilang satu kuasa
2. Bagian Payung :
a. Jari payung 17
b. Bagian tepi 8
c. Garis batas ruas 19
d. Rumbai payung 45
3. Arti Payung
a. Sebagai payung agung yang melambangkan Negara Republik Indonesia, proklamasinya tanggal 17 Agustus 1945
b. Sebagai payung jurai yang melambangkan Provinsi Lampung tempat semua berlindung
4. Tiang dan Puncak Payung
a. Tiang Payung : Eka menjulang satu cita
b. Bilatan Puncak : Esa terbilang satu kuasa
Pengertian : Satu cita membangun Bangsa dan Negara RI dengan ridho Tuhan yang Maha Esa.
Daerah
Lampung dikenal sebagai penghasil kain tapis, kain tenun bersulam benang emas
yang indah. Nilai estetis kain tapis menyatu dalam beberapa azas dan ketentuan, yaitu
(1) azas kesatuan organis, (2) azas tema atau konsep, (3) azas keseimbangan,
(4) azas bertingkat, (5) azas kerumitan, dan (6) azas kesungguhan.
Kain tapis
bagi masyarakat adat Lampung memiliki makna simbolis sebagai lambang kesucian
yang dapat melindungi pemakainya dari segala kotoran dari luar. Selain itu
dalam pemakaiannya kain tapis juga melambangkan status sosial pemakainya. Makna
simbolis kain tapis terdapat pada kesatuan utuh bentuk motif yang diterapkan,
serta bidang warna kain dasar sebagai wujud kepercayaan yang melambangkan
kebesaran Pencipta Alam. Kain tapis merupakan pakaian resmi masyarakat adat
Lampung dalam berbagai upacara adat dan keagamaan, dan merupakan perangkat adat
yang serupa pusaka keluarga.
Biasanya
kain tapis digunakan oleh pria dan wanita pada penyelenggaraan upacara adat,
seperti perkawinan, tapis yang dipenuhi sulaman benang emas dengan motif yang
indah merupakan kelengkapan busana adat daerah Lampung. Lelaki muda Lampung
lebih menyukai memakai kepiah/ketupung, yaitu tutup kepala berbentuk segi empat
berwarna hitam terbuat dari kain tebal, apalagi kalau ingin bertemu dengan
gadis. Untuk mengiring pengantin dikenakan kekat akkin, yaitu destar dengan
bagian tepi dihias bunga-bunga dari benang emas dan bagian tengah berhiaskan
siger, serta di salah satu sudutnya terdapat sulaman benang emas berupa bunga
tanjung dan bunga cengkeh.Sebagai penutup badan dikenakan kawai, yaitu baju
berbentuk teluk belanga belah buluh atau jas. Baju ini terbuat dari bahan kain
tetoron atau belacu dan lebih disukai yang berwarna terang. Sedangkan, kaum
wanita Lampung sehari-hari memakai kanduk/kakambut atau kudung sebagai penutup
kepala yang dililitkan. Bahannya dari kain halus tipis atau sutera. Lawai
kurung digunakan sebagai penutup badan, memiliki bentuk seperti baju kurung.
Baju ini terbuat dari bahan tipis atau sutra dan pada tepi muka serta lengan
biasa dihiasi rajutan renda halus. Sebagai kain dikenakan senjang atau cawol.
Untuk mempererat ikatan kain (senjang) dan celana di pinggang laki-laki
digunakan bebet (ikat pinggang), sedangkan wanitanya menggunakan setagen.
Perlengkapan lain yang dikenakan oleh laki-laki Lampung adalah selikap, yaitu
kain selendang yang dipakai untuk penahan panas atau dingin yang dililitkan di
leher.
Contoh gambar kain tapis |
Makna
simbolik dari aksesoris tradisional lampung, yaitu: gelang burung yang khusus digunakan hanya
ketika kedua mempelai bersanding.
Penggunaan gelang burung dalam prosesi pernikahan memiliki makna adanya
beban besar yang harus siap dipikul kedua mempelai ketika memasuki kehidupan
rumah tangga. Di samping itu, wujud burung garuda pada gelang tersebut
melambangkan harapan agar hubungan pasangan pengantin kekal hingga akhir
kehidupan.
Perhiasan kepala pengantin dan keluarga, antara lain siger, kopiah mas, dan syuket (mahkota mirul yang dililit kain sembagi), umumnya menunjukkan status sosial dari pengguna dan kekerabatan etnis. Siger saibatin, pernik berupa daun sekala/bambu, menunjukkan kedudukan sosial yang tinggi dalam masyarakat. Siger pun memiliki makna simbolik. Jumlah lekuknya melambangkan jumlah marga dalam adat pepadun atau jumlah adoq (gelar adat) pada adat saibatin.
Selain dari aspek bentuk, pemilihan warna dalam aksesoris perhiasan juga memiliki pemaknaan tersendiri. Nuansa keemasan yang dominan dalam pernak-pernik perhiasan mempelai pengantin dalam adat Lampung melambangkan kejayaan. Selain itu, kombinasi warna keemasan dengan putih dan merah yang dominan dalam busana pengantin Lampung memiliki pesan atau harapan agar kedua mempelai memiliki keteguhan hati dalam mengarungi mahligai pernikahan.
Bicara soal
kebudayaan di Lampung, terdapat banyak sekali jenis-jenis musik tradisional
termasuk alat-alat musik tradisionalnya. Kalau dari segi musik, musik Klasik
Lampung adalah yang masih bertahan sampai sekarang. Berikut adalah alat musik
tradisonal lampung:
1. Gamolan (alat musik pukul)
2. Serdam (alat musik tiup)
3. Kompang (alat musik pukul)
4. Kerenceng atau terbangan
5. Gambus lunik (alat musik petik)
6. Sekhdap dan Bekhdah
2. Serdam (alat musik tiup)
3. Kompang (alat musik pukul)
4. Kerenceng atau terbangan
5. Gambus lunik (alat musik petik)
6. Sekhdap dan Bekhdah
Lampung juga
terkenal dengan tari tradisionalnya, seperti Tari Sembah biasanya diadakan oleh
masyarakat lampung untuk menyambut dan memberikan penghormatan kepada para tamu
atau undangan yang datang, bisa
dikatakan sebagai sebuah tarian penyambutan. Tari cangget selalu ditampilkan
pada setiap upacara yang berhubungan dengan gawi adat, seperti: upacara
mendirikan rumah, panen raya, dan mengantar orang yang akan pergi menunaikan
ibadah haji, dan Tari Bedana sebagai perwujudan luapan
sukacita atas wiraga (gerak badan) untuk mencapai ekstase, dalam batas-batas
tertentu ketika menari diiringi gamelan khasnya, jiwa kita seperti mengembarai
lembah-lembah hijau di bawah kaki Gunung Rajabasa, semua berubah indah.
Berbagai
macam tempat wisata di Lampung juga dapat menarik para wisatawan, mulai dari
keindahan pantai, kebun binatang, air terjun dan objek-objek wisata lainnya.
Dibawah
ini adalah beberapa objek wisata yang ada di Lampung:
- Pasir Putih di Lampung Selatan
- Merak Belatung di Lampung Selatan
- Wai Lalaan di Tanggamus
- Waduk Batu Tegi di Tanggamus
- Pantai Marina di Lampung Selatan
- Pantai Mutun di Lampung Selatan
- Pantai Duta di Lampung Selatan
- Taman Purbakala Pugung Raharjo di Lampung Timur
- Danau Ranau di Lampung Barat
- Teluk Semangka di Tanggamus
- Way Kambas di Lampung Timur
- Musium Lampung di Bandar Lampung
- Bendungan Way Jepara di Lampung Timur
- Kalianda Resort di Lampung Selatan
- Makam Raden Intan di Lampung Selatan
- Way Belerang di Lampung Selatan
- Pulau Cantik di Lampung Selatan
- Bendungan Way Ramem di Lampung Utara
- Air Terjun Putri Malu di Lampung Selatan
- Lembah Hijau di Bandar Lampung
- Tabek Indah di Bandar Lampung
- Menara Siger di Lampung Selatan
- Gunung Krakatau di Lampung Selatan
- Gunung Seminung di Lampung Barat
- Hutan Monyet di Bandar Lampung
- Bumi Kedaton di Bandar Lampung
- Makam Pahlawan di Bandar Lampung
- Pemandian Air Panas di Bandar Lampung
- Pulau Tangkil di Lampung Selatan
- Kelapa Rapat di Lampung Selatan
- Pantai Selaki di Lampung Selatan
- Way Lima di Pesawaran
- Kali Akar di Bandar Lampung
Provinsi
Lampung sebenarnya memiliki kebudayaan yang begitu banyak dan unik yang bisa
dikembangkan agar tidak hilang dan dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan
lokal maupun mancanegara. Indonesia seharusnya juga bangga memiliki kekayaan
berbagai macam suku, bahasa, maupun kebudayaan yang berbeda, karena dari
perbedaan inilah kita dapat menilai bagaimana uniknya dan indahnya budaya dari
seluruh nusantara yang patut dilestarikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar