Oleh : Aulia Helmi Primandita /
672012008 / auliahelmi054@gmail.com / MD302B
Gambar
1.1 Orang dari suku Dayak Ngaju
|
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta
yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi(budi dan akal)
diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam
bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin
Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah
tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai ”kultur”
dalam bahasa Indonesia.
Negara Indonesia adalah Negara yang kaya dengan
kebudayaan. Dalam artikel ini akan dibahas salah satu kebudayaan di Indonesia
yaitu kebudayaan Dayak Ngaju yang terdapat di Kalimantan Tengah.
Di Kalimanta Tengah terdapat beberapa suku Dayak yang
hidup harmonis dengan alam. Suku Dayak
yang terdapat di Kalimantan Tengah terdiri dari suku Dayak Ngaju selaku suku
mayoritas. Terdapat juga suku-suku Dayak lainnya, di antaranya: Suku Dayak
Bakumpai, Suku Dayak Bawo, Suku Dayak Dusun, Suku Dayak Katingan, Suku Dayak
Kotawaringin Barat, Suku Dayak Lawangan, Suku Dayak Maanyan, Suku Dayak
Mangkatip, Suku Dayak Ot Danum, Suku Dayak Punan, Suku Dayak Sampit, Suku Dayak
Siang Murung dan Suku Dayak Taboyan.
Terdapat tiga suku Dayak Ngaju hidup nomaden dari satu
wilayah ke wilayah lain. Namun suku ini telah hidup di kota dan berpendidikan
tinggi. Suku ini memiliki kepercayaan Kahariangan. Kepercayaan inilah yang
mempengaruhi kebudayaan di seluruh seluruh Kalimantan Tengah. Banyak
peninggalan budaya yang memiliki nuansa kepercayaan ini, seperti tipe bangunan,
arca, kerajinan tangan dan berbagai produk lainnya. Jika diamati, kebudayaan
ini banyak dipengaruhi oleh nuansa Hindu Jawa.
Suku Dayak Ot Danum tinggal di rumah-rumah tradisional
yang memiliki rata-rata 50 kamar. Jika dibandingkan dengan rumah biasa, jelas
rumah Dayak ini lebih besar. Oleh karena itu, rumah ini disebut dengan rumah
betang.
Gambar 1.2 Rumah Betang di Kalimantan Tengah |
Gambar
1.2 Rumah Betang di Kalimantan Tengah
Di
antara suku Dayak lainnnya, Ot Danum adalah suku terbesar dan terkenal dengan
perajin rotan, daun palem, dan bambu. Mereka memanfaatkan sumber bahan dari
hutan-hutan di sekitarnya. Pengolahan bahan pun dilakukan dengan cara sederhana
dan alat-alat tradisional.
Gambar 1.3 Hasik kerajinan tangan dari Suku Dayak di Kalimantan |
|
Banyak
kebudayaan yang terdapat di dalam Dayak Ngaju yaitu: Orang Dayak Ngaju terkenal
dengan kemampuan spiritualnya yang luar biasa. Salah satu kemampuan spiritual
itu adalah apa yang mereka sebut Manajah Antang (Burung Elang), yaitu memanggil
burung Elang agar dapat member petunjuk untuk berperang atau ingin mengetahui
keadaan seseorang. Mereka menyakini burung yang datang adalah suruhan leluhur
mereka, dan mereka meyakini petunjuk apapun yang diberikan oleh burung Elang
adalah benar.
Upacara
tiwah, yaitu proses mengantarkan arwah (liau) sanak kerabat atau leluhur yang
sudah meninggal ke surge atau Lewu Tatau Habaras Bulau Hagusung Intan Dia
Rumpang Tulang, yaitu sebuah tempat yang kekal atau abadi. Orang dayak Ngaju
meyakini leluhur akan senang dan bahagia jika arwah mereka sudah diantarkan.
Mereka juga meyakini bahwa sebelum dilaksanakan upacara tiwah, maka roh leluhur
dianggap belom masuk surga.
Tradisi
ber-Tato/Tutang/Cacah, yaitu menato tubuh. Orang Dayak terkenal dengan seni
tatonya. Baik kaum laki-laki maupun perempuan, manato bagian-bagian tertentu
dari tubuhnya, seperti pergelangan tangan, punggung, perut atau leher. Bahkan
terdapat orang yang menato seluruh tubuhnya, biasanya yang menato seluruh
tubuhnya itu adalah seorang pemimpin. Tato selain sebagai symbol status juga
merupakan identitas. Menato didasari oleh keyakinan bahwa kelak setelah
meninggal dan sampai ke surge, tato itu akan bersinar kemilau dan berubah
menjadi emas, sehingga dapat dikenali oleh leluhur mereka nanti di surga.
Gambar
1.4 Tato Dayak Kalimantan
|
Pelaksanaan
hokum-hukum adat. Sejak dahulu hingga sekarang orang Dayak terkenal dengan
hukum adat mereka, khususnya berkaitan dengan bagaimana cara mereka hidup
berdampingan dengan alam (hutan). Hukum adat merupakan aturan yang telah
digariskan oleh Ranying Hatalla dan diwariskan oleh leluhur mereka untuk
ditaati. Orang Dayak Ngaju meyakini jika tidak melaksanakan hukum adat, maka
leluhue mereka akan marah dengan mengirimkan berbagai bencana alam, seperti
banjir dan kesulitan mencari makan.
Tarian
burung nggang Gading. Burung Enggang Gading adalah burung yang sangat
disakralkan dalam kepercayaan orang Dayak Ngaju. Burung ini dianggap sebagai
burung indah dan dari gerak geriknya tercipta sebuah tarian yang diyakini
sebagai tarian leluhur mereka pada saat awal penciptaan. Maka dari itu hingga
sekarang tarian burung Enggang masih ditampilkan dalam upacara adat dayak
Ngaju, sebagai penghormatan terhadap leluhur mereka.
Pengetahuan
dan keyakinan mereka terhadap Pohon Batang Garing (pohon kehidupan) sebagai
petunjuk memahami kehidupan. Pohon Batang Garing adalah pohon simbolis yang
diciptakan berbarengan dengan diciptakannya leluhur Dayak Ngaju. Pohon ini
dianggap menjadi pohon petunjuk untuk mengatur kehidupan yang harus diajarkan pada orang Dayak Ngaju Kelak.
Saat
ini suku Dayak di Kalimantan Tengah hanya sedikit. Mulai banyak pendatang yang
berasal dari luar pulau bermigrasi ke pulau Kalimantan. Dengan demikian maka
banyak budaya-budaya lain masuk ke daerah Kalimantan. Maka untuk melestarikan
budaya Dayak di Kalimantan, pemerintah Kalimantan Tengah selalu melaksanakan
kegiatan rutin setiap tahunnya yang bertujuan untuk melestarikan budaya Dayak.
Kegiatan itu bernama Festival Isen Mulang, dalam bahasa setempat Isen Mulang
memiliki arti pantang mundur. Selain untuk melestarikan budaya, kegiatan
tersebut juga bertujuan untuk mempopulerkan keanekaragaman budaya di
Kalimantan.
Daftar Pustaka
Artikel
Tentang Kebudayaan, Satyaariyono, diambil 27 Februari 2014 dari http://satyaariyono.wordpress.com/2012/03/10/artikel-tentang-kebudayaan/
Juhara, Erwan, et al. Bahasa dan Sastra
Indonesia. Jakarta Selatan : Cendekia Berbahasa
Komandoko, Gamal. Ensiklopedia Pelajar dan
Umum. Yogyakarta: Pustaka Widyatama
Suku Dayak
Ngaju, Wikipedia Ensiklopedia Bebas, diambil 27 Februari 2014 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Dayak_Ngaju
1 komentar:
Artikel yg bagus, tapi foto yg dipakai itu bukanlah orang Dayak Ngaju tapi itu Dayak tetangga di Kaltim sana mba. :)
Posting Komentar