Oleh : Danang Prasetyo A / 672012032 / MD302B
DI Daerah istimewa Yogyakarta
mempunyai banyak hal menarik. Di situ juga mempunyai tempat-tempat yang begitu
bagus. Bahkan terdapat banyak temmpat wisata budaya. Berikut ini adalah hal-hal yang menarik
tentang budaya di sana
Pariwisata Budaya
Museum Hamengku Buwono IX di dalam kompleks Keraton
Yogyakarta, sebuah tujuan wisata.
DI Daerah Istimewa Yogyakarta
terdapat banyak sekali tempat wisata budaya. Di sana bangunan-bangunan
peniggalan masih banyak yang masih ada dan bahkan masih ada yang terawatt. Salah
satu nya seperti gambar di atas yaitu Museum Hamengku Buwono ke IX.
Selain Museum Hamengku Buwono
ke IX di Daerah Istimewa Yogyakarta juga mempunyai peninggalan udaya yang
sangat indah. Tak lain dan tak buan adalah candi prambanan
Candi Prambanan yang masih dipergunakan sebagai tempat
ibadah umat Hindu Indonesia
Di DIY mempunyai beragam
potensi budaya, baik budaya yang tangible
(fisik) maupun yang intangible
(non fisik). Potensi budaya yang tangible antara lain kawasan cagar budaya dan
benda cagar budaya sedangkan potensi budaya yang intangible seperti gagasan, sistem nilai atau norma, karya seni,
sistem sosial atau perilaku sosial yang ada dalam masyarakat.
DIY memiliki tidak kurang
dari 515 Bangunan Cagar Budaya yang tersebar di 13 Kawasan Cagar Budaya.
Keberadaan aset-aset budaya peninggalan peradaban tinggi masa lampau tersebuProvinsi
DIY juga mempunyai 30 museum, yang dua di antaranya yaitu Museum Ullen Sentalu dan
Museum Sonobudoyo diproyeksikan menjadi museum internasional
Seni Batik
Batik merupakan salah satu
kerajinan khas Indonesia Batik yogyakarta terkenal karena keindahannya, baik
corak maupun warnanya. Kata “batik” berasal dari gabungan dua kata bahasa Jawa: “amba”, yang
bermakna “menulis” dan “titik” yang bermakna “titik”.
Batik merupakan salah
satu cara pembuatan bahan pakaian. Selain itu batik bisa mengacu pada dua hal.
Yang pertama adalah teknik pewarnaan kain dengan
menggunakan cat malam untuk mencegah pewarnaan sebagian
dari kain. Pengertian kedua adalah kain atau busana yang dibuat dengan teknik
tersebut, termasuk penggunaan motif-motif tertentu yang memiliki kekhasan. Oleh UNESCO telah
ditetapkan sebagai Warisan
Kemanusiaan untuk Budaya
Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces
of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 oktober
2009.
Wayang
Di Yogjakarta, para pengrajin
maupun pendalang sudah diwariskan secara turun temurun. Pengarajin wayang
banyak terdapat di daerah pasar ngasem, bahan-bahan dari wayang ini terbuat
dari kulit sapi atau kerbau, sehingga tidak mudah rusak dan awet.
Wayang dikenal sejak
zaman prasejarah yaitu sekitar 1500 tahun sebelum Masehi. Masyarakat Indonesia
memeluk kepercayaan animisme berupa
pemujaan roh nenek moyang yang disebut hyang atau dahyang,
yang diwujudkan dalam bentuk arca atau
gambar.
Busana
Di dalam Keraton Yogyakarta berlaku suatu peraturan secara turun temurun apabila mereka masuk Kraton, yaitu:
Di dalam Keraton Yogyakarta berlaku suatu peraturan secara turun temurun apabila mereka masuk Kraton, yaitu:
Bagi Perempuan
Berkain wiron, berangkin
(kemben) yang dikenakan dengan cara ”ubet-ubet”, gelung tekuk, tanpa baju dan
tanpa alas kaki.
Bagi Laki-laki
Berblangkon, baju
pranakan, kain batik dengan cara wiron engkol, berkeris (Bagi yang berpangkat
bekel ke atas), dan tanpa alas kaki.
Pakaian tersebut di atas
digunakan sehari-hari. Bila ada acara, mempunyai aturan tersendiri, berlaku
bagi kerabat keraton, dan tidak berlaku bagi wisatawan.
UPACARA
GAREBEG
Garebeg ialah merupakan
upacara dari adat Kraton Yogyakarta yang diselenggarakan 3 kali dalam satu
tahun untuk memperingati hari besar Islam. Mengenai Istilah Garebeg,ini berasal
dari bahasa Jawa “Grebeg”, yang berarti “Di iringi para pengikut”. Pengertian
lain mengatakan bahwa Gunungan itu di perebutkan warga masyarakat ang berarti
di Grebeg atau Garebeg.
UPACARA LABUHAN
Upacara Labuhan yaittu merupakan
upacara melempar sesaji dan benda-benda Kraton kelaut untuk di persembahkan
kepada Kanjeng Ratu Kidul. Upacara tradisional Labuhan bermula sejak jaman
Panembahan Senopati di mataram Kotagede.Upacara tersebut sebagai ungkapan rasa
syukur atas keberhasilanya dalam memimpin Kerajaan Mataram Kota gede,yang masih
tetap dilestarikan oleh para raja-raja Kesultanan Yogyakarta.
Daftar Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Daerah_Istimewa_Yogyakarta
di ambil pada 21 Februari 2014 pada jam 10.00
http://awank64-wijayanto.blogspot.com/2012/03/adat-istiadat-dan-budaya-yogyakarta.html
di ambil pada 22 Februari 2014 pada jam 10.32
http://gabriellaaningtyas.wordpress.com/2012/11/25/kebudayaan-daerah-istimewa-yogyakarta/
di ambil pada 21 Februari 2014 pada jam 10.11
Email :
danangapriyatno@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar