Selamat menikmati berbagai artikel dan makalah dari teman-teman Mahasiswa ISBD, ditunggu komentar, kritik dan saran anda pada posting tulisan tersebut, dalam kolom komentar. Atau anda bisa mendapat kiriman artikel via email dengan memasukan alamat email anda pada kolom diatas. Terima Kasih

Sabtu, 01 Maret 2014

WASPADAI RUNTUHNYA NASIONALISME DI PERBATASAN

Oleh : David karismata W.Tion - 672012109@student.uksw.edu

Nasionalisme atau bisa dikatakan rasa yang menjaga kedaulatan sebuah Negara yang artinya sebagai jati diri sekelompok manusia yang berada dalam lingkup wilayah Negara itu. Sering kita tahu, Indonesia di bagi menjadi berbagai wilayah dan pulau – pulau nya yang banyak. Hal ini bisa menjadi masalah karena permasalahan pembangunan dal lain – lain yang tidak merata yang di sebabkan banyak nya pulau di Indonesia.
                Di sini saya coba membahas tentang rentannya nasionalisme masyarakat yang ada di wilayah perbatasan. Apakah mereka masih setia kepada Indonesia atau merasa kecewa terhadap Indonesia karena alasan tertentu. Biasa nya, masyarakat yang ada di perbatasan banyak tidak puas dengan apa yang di lakukan oleh pemerintah Indonesia karena alasan tertentu. Entah mereka merasa di manjakan oleh Negara tetangga atau mereka merasa tidak di perhatikan oleh pemerintah Indonesia. 

                Berikut merupakan kutipan dari republika.co.id :

REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- Peserta calon presiden Partai Demokrat, Pramono Edhie Wibowo, mengatakan kedaulatan negara dan masalah perbatasan antar wilayah negara tidak bisa diselesaikan dengan membangun tembok beton dan kawat baja.

"Kedaulatan bangsa dan negara hanya dapat dijaga oleh warga Indonesia dengan nasionalisme. Dengan nasionalisme, kedaulatan bangsa bisa dijaga oleh warga Indonesia dimanapun dia berada," kata Pramono dalam debat bernegara di Ballroom Hotel Novotel, Balikpapan, Sabtu, (22/2).

Jika memenangkan kursi RI satu, Pramono akan membangun perbatasan sesuai dengan potensi yang ada.
"Jadikan putra daerah bagian pembangunan wilayah perbatasan, jangan habiskan sumber kekayaan, ingat anak cucu semua," katanya.

Pemimpin, terang Pramono, harus turun ke depan melihat dan merasakan perbatasan agar dapat mengambil keputusan yang tepat.

Terkait kontrak kerja pengeboran minyak di Kalimantan yang banyak dikuasai asing, Pramono mengatakan Indonesia harus siap mengambil peran penting melaksanakan pengeboran eksplorasi sumber daya alam tersebut.

"Kalau bisa dijalankan sendiri, mengapa harus panggil perusahaaan asing. Saya dukung putra dan perusahaan daerah dan nasional untuk siap menjalankan fungsi penting ini demi kesejahteraan bangsa," kata Pramono.

                Kemudian ada juga yang berpendapat bahwa rasa nasionalisme masyarakat yang ada di perbatasan seperti perbatasan di Kalimantan – Malaysia di ragukan. Karena mereka merasa hidup serba susah karena tidak ada perhatian dari pemerintah Indonesia. Berikut tulisan yang saya ambil dari thread kaskus dengan perbaikan seperlunya.

                Nasionalisme bangsa Indonesia perlu dipertanyakan kembali saat ini, pasalnya sudah 68 tahun Negara ini merdeka namun kata “Nasionalisme” masih saja dipertanyakan. Bukan tanpa alasan yang jelas mengapa kata tersebut masih dipertanyakan, karena berkaca pada keadaan sosial, ekonomi, dan politik bangsa ini yang masih saja carut marut ditambah dengan luasnya daratan maupun lautan negeri ini dan terbatasnya jangkauan tangan pemerintah untuk memberikan perhatian lebih ke daerah perbatasan dan terpencil. Hal itu mengakibatkan pudarnya rasa nasionalisme rakyat ini di daerah perbatasan.

Nasionalisme kita artikan sebagai semangat kebangsaan masyarakat dalam mencapai, mempertahankan dan juga mengabadikan identitas diri, dalam konteks ini adalah identitas bangsa Indonesia. Tergambar dalam sebuah film yang berjudul “Tanah Surga…katanya”, film ini mengisahkan bagaimana kehidupan masyarakat perbatasan yang benar-benar terbatas. Segala segi kehidupan yang mereka jalani mengalami keterbatasan mulai dari apa yang harus mereka cari sampai bagaimana mereka harus mencari. Tentunya hal-hal seperti itu bisa menganggu kadar nasionalisme mereka dalam bertahan hidup sebagai warga Indonesia.

Daerah perbatasan seperti di film itu memang nyata adanya, sebagai contoh di beberapa daerah di Kalimantan adalah wilayah-wilayah yang termasuk dalam kondisi perbatasan dan rawan akan pudarnya nasionalisme penduduk disana. Daerah perbatasan seperti itu perlu perhatian khusus dari pemerintah pusat karena hal-hal seperti perbaikan fasilitas dan infrastruktur yang sifatnya menunjang aktivitas kehidupan mereka akan menjaga nasionalismenya terhadap negeri ini. Oleh karena itu, pemerintah pusat harus sangat sensitif terhadap hal seperti ini dalam rangka kewajiban pemerintah memberikan rasa aman dan nyaman terhadap warganya.

Patutnya pemerintah memperhatikan dan memberikan bukti nyata terhadap hak dan kewajiban mereka sebagai warga Negara. Melalui peningkatan infrastruktur seperti jalan raya adalah langkah yang cukup nyata dalam menunjang kehidupan mereka. Dirasa kondisi fasilitas umum dan infrastruktur menjadi penting dan krusial untuk mereka dalam halnya menopang semua kegiatan seperti kegiatan ekonomi dan pendidikan. Jika kemudahan seperti ini bisa mereka peroleh maka dapat diyakini jiwa nasionalisme mereka tidak usah kita ragukan, sebab dengan terpenuhinya segala fasilitas yang memudahi maka proses berjalan kehidupan merekapun akan terjamin dan merekapun terasa nyaman dalam kehidupannya.

Apakah benar di Indonesia ini nasionalisme mulai pudar. Bukan hanya di perbatasan tapi di seluruh wilayah yang di rasa kurang di perhatikan oleh pemerintah. Mereka merasa pemerintah hanya peduli terhadap salah satu wilayah. Sebab itu banyak daerah yang ingin memisahkan diri dari Indonesia. Tapi, saya tidak cukup tahu tentang hal itu. Yang saya perlu tahu adalah bagaimana seharusnya sikap yang tepat dalam membangkitkan rasa nasionalisme. Mungkin ini hanya artikel opini menurut saya yang saya kutip dari beberapa sumber. Mungkin tidak sepenuhnya benar tapi juga mungkin cukup membantu dalam pembelajaran saya dan orang – orang yang membaca artikel ini. Sehingga kita lebih paham tentang nasionalisme.

Mari kita kilas balik tentang nasionalisme ini. Nasionalisme sudah ada sejak lama, tapi khusus di Indonesia nasionalisme baru tumbuh pada abad 20, terbukti dengan adanya organisasi pergerakan nasional yang menuntut kemerdekaan dan sistem pemerintahan Negara bangsa yang  demokratis. Tapi hal ini saya rasa sangat kurang untuk mencegah nasionalisme runtuh.  Perlu kita ketahui bahwa nasionalisme ini berjalan dinamis, artinya mengikuti perkembangan masyarakat. Dan hal inilah yang saya takuti, jika suatu saat nasionalisme akan runtuh khusus nya pada masyarakat yang ada di perbatasan. 

Menurut saya, pemerintah harus bertindak sigap dalam melihat hal tersebut. Pemerintah pasti memiliki kemampuan untuk membangun perbatasan agar lebih makmur. Sangat – sangat keliru jika pemerintah mengatakan tidak sempat untuk mengurus perbatasan tetapi mereka sempat mengisi perut mereka dengan uang yang tidak tahu datang dari mana asalnya. Pemerintah terus mengesampingkan hal tersebut, namun tidak memperhitungkan dampak nya jika masyarakat yang ada di perbatasan pindah kewarganegaraan. Hal itu pasti akan mencoreng nama baik Indonesia, karena tidak dapat mempertahankan masyarakatnya.

Kesimpulan
                Nasionalisme atau rasa mempersatukan oleh segenap masyarakat yang berdiam di suatu Negara harus selalu di jaga. Agar tidak ada yang merasa di anak tirikan, harus selalu di perhatikan. Karena, walau bagaimanapun setiap masyarakat pasti memiliki peran penting bagi Indonesia. Suatu saat, merekalah yang akan mempertahankan nama Indonesia tetap tinggi. Rasa nasionalisme tidak boleh runtuh, pemerintah harus bersikap cepat dalam pemerataan pembangunan. Jangan sampai ada yang kecewa lantaran tidak di perhatikan.

Daftar Pustaka


Tidak ada komentar: